Holy Adib | Menjadi Penulis Esai Bahasa yang Rutin dan Konsisten

sumber: http://sastra-indonesia.com/2021/04/rahasia-holy-adib-menjadi-penulis-esai-bahasa-yang-rutin-dan-konsisten/

Esais dan kolomnis bahasa Holy Adib membagi rahasianya dan tips menjadi menulis esai bahasa. Holy Adib yang rutin menulis esai bahasa di berbagai media, telah menerbitkan dua kumpulan esai bahasa berjudul “Pendekar Bahasa” dan “Perca-Perca Bahasa”.

Rahasia atau tips bagaimana ia menulis dibagikannya dalam acara bedah buku keduanya yang berjudul “Perca-perca Bahasa” yang diselenggarakan oleh Kedai Teroka, toko buku di Padang yang rutin mengadakan acara bedah buku dan diskusi.

Sebelum fokus pada penulisan esai bahasa, Adib—begitu ia sering disapa– telah pernah menulis beberapa jenis tulisan.

“Saya pernah menulis cerpen (fiksi), namun tidak berhasil. Jadi wartawan saya juga jadi biasa saja. Lama-lama saya mencari jalan, yang jarang dilalui orang. Di Padang sudah banyak yang menulis esai bahasa, tapi saya kira yang rutin dan rajin itu tidak banyak,” ujarnya.

Dalam menulis esai bahasa, ia membekali dirinya dengan cara mengumpulkan buku-buku bahasa.

“Saya membekali diri dengan buku-buku bahasa yang saya kumpulkan dari tahun ke tahun. Ada buku referensi paling lama, itu dari tahun 1876,” ujarnya dalam diskusi daring pada Kamis (18/03/21).

Dalam prosesnya, untuk meramu sebuah tulisan, Adib memerlukan waktu paling lama dua tahun untuk sebuah riset. Ia mencontohkan tulisannya yang berjudul “Sejarah Kata Anda” yang ditulis dalam kurun waktu dua tahun.

“Ada esai bahasa, yang ketika dapat ide langsung ditulis. Ada yang disimpan dulu sembari mengumpulkan bahan. Misalnya dalam menulis esai Sejarah Kata Anda, saya membuat folder khusus tentang kata Anda dan mengumpulkan bahannya selama dua tahun. Tulisan tentang kata Anda itu banyak ditulis orang, tapi yang selengkap (tulisan) saya pada waktu itu belum ada,” ujarnya.

Selain itu, dalam menemukan ide menulis ia mengatakan bisa datang dari mana saja salah satunya ketika menonton film. Dalam film Bumi Manusia, Adib menemukan fenomena pemakaian bahasa anakronisme atau penggunaan bahasa yang tidak relevan dengan zaman tersebut.

“Saya menemukan anakronisme, dalam film Bumi Manusia yaitu kata Anda dan kata Sih. Saya tahu kapan kata Anda itu dipakai. Dalam perjalanan ke rumah sudah selesai esai itu dalam kepala saya. Setelah sampai di rumah langsung menuliskannya. Jadi setiap tulisan ada yang spontan, ada yang butuh waktu seminggu dan sebulan,” kisahnya.

Sama seperti banyak penulis lainnya, kendala dalam menulis ialah kemampuan untuk melawan rasa malas untuk menuliskan ide.

“Saya hampir tidak pernah kehilangan ide, tetapi kendalanya adalah bahannya mungkin belum lengkap dan rasa malas,” terangnya.

Leave a comment