Hikayat Tongue Tie

*ditulis pada bulan Desember 2017

Ini cerita agak sedih tentang proses menyusui si buyung Saga, anak saya. Tidak pernah menyangka akan menemui kesulitan, di pikiran saya menyusui adalah hal yang alami, tidak perlu belajar lebih mendalam. Saya adalah seorang ibu yang santai-santai saja karena merasa si buyung pasti bisa menyusu dengan mudah.

Tentang Gagal Tumbuh

Saga lahir dengan berat badan yang cukup bagus 3.570 gram. Saya diberitahu bahwa berat badan bayi biasanya turun di minggu pertama. Setelah pulang ke rumah, anak bayi menyusu tak henti-hentinya. Seperti tidak pernah kenyang. Malam begadang sampai subuh, hampir tidak pernah tidur nyenyak. Sesekali si buyung tertidur lelap karena lelah menangis.

Kontrol pertama ke DSA, berat badan turun. Saya  disarankan untuk menyusui setiap dua jam sekali dan kembali lagi ke dokter tiga hari kemudian untuk kontrol berat badan. Tiga hari kemudian berat badan masih tidak bertambah, malah makin turun walaupun sedikit. Dokter mencari penyebabnya, salah satu kekuatiran adalah kurangnya daya hisap bayi akibat  gangguan pada jantung. Terus terang kemungkinan ini sungguh membuat saya merasa tak berdaya.

Untuk mengejar berat badan, agar jangan sampai gagal tumbuh, dokter menginstruksikan untuk memberikan susu formula. Setiap dua jam si buyung disuapi sufor dengan sendok diselingi dengan minum ASI langsung. Ketika memperhatikan mulut dan lidahnya, saya melihat ada sesuatu yang lain. Saga punya tongue tie! Segera buka google melihat hubungan tongue tie dengan gangguan menyusui. Ternyata sangat berhubungan. Kemungkinan besar Saga tidak menyusu secara benar karena perlekatan yang terganggu akibat adanya tongue tie.

Copy-of-Copy-of-Copy-of-Copy-of-Copy-of-Copy-of-Copy-of-Copy-of-Copy-of-Copy-of-3-fakta-anda-perlu-tahu-tentang-demam-kuning-6

pict: nuhababy.com

Tentang Tongue Tie

Tongue Tie adalah suatu kelainan bawaan pada organ mulut yang menyebabkan terbatasnya pergerakan lidah dan mulut. Kelainan ini umumnya menimpa pada bayi laki-laki dan dapat berdampak kepada cara makan, menelan, berbicara, bahkan menyusui.

Untuk meyakinkan diri, saya membawa Saga berkonsultasi ke DSA senior, minta pendapatnya atas kemungkinan diagnosa tersebut. Setelah melihat kondisi mulut dan lidah Saga, juga cerita tentang drama menyusuinya serta berat badan yang sulit naik. Beliau setuju dan menyarankan untuk dilakukan insisi.  Harapannya agar Saga bisa menyusu dengan benar.

Tentang Insisi

Tindakan frenotomi atau insisi untuk membebaskan tongue tie pada lidah Saga, dilakukan di RS. Panti Rapih oleh dokter bedah anak. Proses insisi ini cukup cepat karena tidak memerlukan tindakan anestesi terlebih dahulu. Saga hanya menangis sebentar saja, perdarahan juga hanya sedikit.

Waktu itu Saga menggunakan BPJS, jadi saya tidak tahu biayanya berapa. Untuk  ibu yang mempunyai bayi terdiagnosa ankyloglossia (tongue tie) dan jika ternyata harus dilakukan insisi dapat meminta surat rujukan ke faskes pertama. Jikapun harus membayar, menurut perkiraan saya biayanya cukup terjangkau, karena insisi ini merupakan tindakan sederhana.

Sebagai catatan, tidak semua kasus ankyloglossia memerlukan tindakan insisi. Tergantung rekomendasi dari DSA.

Tentang Relaktasi

Saga sudah terbebas dari tongue tie, apakah relaktasinya berhasil..? tidak! Asi yang dipompa selama jeda sebelum insisi, diberikan dengan menggunakan dot. Berlangsung hampir satu bulan. Saga bingung puting, dan saya tidak punya mental baja serta waktu yang cukup karena sudah kembali bekerja. Sedangkan untuk relaktasi, ibu dan anak harus selalu bersama-sama.

Saga terus menangis minta dotnya kembali, didukung oleh nenek yang tidak tega melihat cucunya menangis seperti itu. Akhirnya saya mengalah, Saga kembali pada dot. Asi dipompa saja.

Di luar kesedihan saya tidak berhasil relaktasi, bersyukur Saga berhasil mengejar ketertinggalan berat badannya. Di minggu ketiga berat badan secara signifikan naik. Pada usia 6 bulan BB Saga mencapai 2 kali berat lahir dan menjadi 3 kali lipat pada saat Saga berusia satu tahun.  Alhamdulillah.

IMG_20170326_213736_721

Hai..!! ✋

ps. Keberhasilan peningkatan BB Saga, bukan karena relaktasi. Asupan ASI dan sufor diberikan lewat media sendok dan dot. Jika DSA tidak memberikan rekomendasi untuk insisi, busui tidak perlu cemas. Karena bayi masih bisa dilatih untuk menyusu dengan benar meskipun memiliki tongue tie. 💜

Leave a comment