Bukit Serelo

>

Sudah pukul 7 pagi saat bus menepi, berhenti di sebuah bengkel untuk memperbaiki gagang spion yang patah akibat berbenturan dengan truk semalam. Aku yang tertidur lelap sehabis subuh terpaksa bangun, karena merasa silau dengan cahaya matahari. Lagipula aku tidak suka tidur jika bus sedang berhenti, ini saatnya menggerakkan kaki agar tidak terlalu bengkak karena semalaman duduk di dalam bus.

Setelah membuka mata, aku setengah tak percaya dengan apa yang terhampar di hadapan. Aku melihat seperti puncak candi Borobudur di depan sana, sebuah stupa..!  tapi mengapa penumpang satu bus cuek bebek seolah itu adalah pemandangan biasa..?

Aku colek Lia yang masih tidur di sampingku, meminta pendapatnya  bangunan apakah yang seperti stupa tapi berukuran sebesar bukit tersebut? Lia menjawab sambil meneruskan tidur, bahwa di sumatera bagian sini memang banyak ditemukan situs purbakala, mungkin saja itu termasuk salah satunya.

Yang membuat tak habis pikir adalah  aku sudah melewati jalan ini belasan kali, mungkin 20an kali karena dulu aku selalu pake jalur darat setiap kali pulang pergi Bukittinggi – Bandung dan tak pernah melihat bukit stupa itu.

 

Beberapa orang teman yang dikasih lihat foto ini, sebagian menganggap itu adalah kubah mesjid, sebagian lagi sependapat denganku bahwa bukit tersebut  berbentuk stupa.

 

Celingak-celinguk mencari plang nama lokasi tidak ketemu. Untung ada SD yang bertuliskan alamat lengkap di dindingnya, jadi aku tahu bahwa bus sedang berhenti di desa Ulak Pandan, Lahat. Karena geografiku lemah, aku menganggap ini masih sekitaran Lampung. #baru tau klo Lahat itu masuk propinsi Sumatera Selatan.  

Masih tak habis pikir, keukeuh berpendapat bahwa memang ada  orang yang tekun memahat bukit menjadi bentuk stupa segede gaban begitu. Sesampai di bukik aku telponan dengan seorang teman, menceritakan bahwa aku menemukan candi seukuran bukit di jalur lintas sumatera. Tentu saja beliau sebagai pemerhati situs purbakala merasa heran, candi dan bukit apakah yang aku maksud.

Agar tidak terlalu memalukan, aku gugling terlebih dahulu mencari informasi tentang bukit apakah yang aku lihat ini. Berbagai kata kunci sudah dicoba tapi tidak ada petunjuk tentang adanya bukit menyerupai stupa di daerah Lahat.

Akhirnya aku coba menelusuri satu persatu perbukitan yang berada di daerah Lahat. Ternyata bukit yang unik tersebut amat terkenal di sana, masyarakat menamainya bukit jempol karena jika dilihat dari sudut lain bukit ini memang terlihat seperti jempol yang mencuat ke atas.

Bukit Serelo namanya, merupakan ikon bagi kabupaten Lahat bahkan dijadikan lambang Kabupaten Lahat. Aku membayangkan bagaimana cara mendaki bukit yang beberapa bagiannya sangat terjal, tidak landai seperti kebanyakan bukit.

 

Pemandangan bukit yang unik  dilengkapi  dengan mengalirnya sebuah sungai nan cantik. Aku sangat beruntung bisa menikmati dua keindahan itu  dari balik kaca jendela bus.

Berdasarkan informasi aliran air jernih tersebut bernama Sungai Lematang, yang merupakan sungai terbesar di kabupaten Lahat. Memiliki arus yang deras dan di bagian yang sempat aku saksikan kondisinya cukup bersih. Semoga saja selalu terjaga kebersihannya dari hulu sampai ke muara.. #info ditemukan banyak lesung batu di tepian sungai ini.

Hasil gugling lebih jauh, ternyata  di kecamatan Merapi Barat tempat bus kami berhenti, terdapat beberapa arca peninggalan megalitik, beserta dolmen dan menhir. Aku tertarik setelah mengikuti tulisan tentang situs Pasemah di Pagar Alam. Makin menyadari  nusantara kita memang menyimpan banyak harta karun, di setiap bagian negeri dengan keunikannya masing-masing.

 

Leave a comment