Paragede (Perkedel) Jagung

Kota Padang Panjang, sekitar 30 menit dari rumah kami mempunyai makanan khas perkedel jagung. Sesuai dengan sebutannya sebagai kota hujan dan dingin, di setiap sudut terlihat lapak penjual perkedel jagung yang dimakan hangat-hangat. Jika kita menaiki bus, dan singgah di kota ini maka penjaja makanan akan menawarkan perkedel hangat sampai ke dalam bus. “Paragede angek-angek..!” begitu mereka menjajakan, biasanya titik perhentian naik dan turunnya para penjaja ini di Silaiang sekitar Lembah Anai.

Beberapa teman di Jogja menyebut pekedel jagung dengan dadar jagung atau bakwan jagung. Dalam pembuatannya juga bervariasi. Ada yang jagungnya dihaluskan, ada juga yang hanya dipipil lalu dicampurkan ke adonan tepung.

Kali ini saya bagikan resep ala rumah kami,
Perkedel Jagung Bukittinggi

Bahan :

1 kg pipilan jagung, jangan yang terlalu muda dan jangan terlalu tua (jenis jagung kampung bukan jagung manis). Di pasar tradisional biasanya tersedia yang sudah dipipil, sedangkan saya mengambil jagung dari kebun sendiri lalu ibu mengirisnya dengan pisau tajam sehingga butiran jagung dengan mudah dibebaskan dari bonggolnya.

satu kilo apa tidak kebanyakan? tentu saja tidak,  percayalah cemilan semacam ini  akan lenyap dalam sekejap.

Bumbu :

cabe merah yang sudah dihaluskan, satu sendok makan (sesuai selera)

bawang daun, seledri, telur satu butir (kocok lepas),  gula, garam

*Ini bumbu perkedel paling praktis yang biasa saya gunakan, boleh ditambah merica dan pala jika suka.

Cara Mengolah :

Jagung dihaluskan dengan  menggunakan blender sampai setengah halus (halus sekalian juga tak apa). Di sini jenis jagung sangat menentukan, jika kita menggunakan jagung kampung yang  zat patinya lebih tinggi daripada jagung manis, maka menggilingnya sampai halus tidaklah membuat perkedel menjadi buyar saat digoreng [bahkan tanpa menambahkan tepung sedikitpun] tapi jika anda menyukai bisa saja sebagian kecil jagung dibiarkan utuh butirannya. *saya biasa menghaluskan semuanya.

Membuat perkedel jagung tanpa menambahkan terigu, membuat aroma dan rasa jagung lebih dominan dan mantab. Kekurangannya jagung kampung adalah tidak begitu manis, tapi bisa disiasati dengan menambahkan gula sesuai selera. Saya lebih suka yang manisnya selewat saja.

Daun bawang dan seledri diiris halus, cabe merah dihaluskan, gula dan garam, aduk rata ke dalam adonan jagung yang sudah halus, setelah rata cicipi dulu, jika sudah pas di lidah terakhir tambahkan satu butir telur, aduk rata.

Kemudian silahkan digoreng dengan minyak secukupnya,  perkedel jagung ini tidak membutuhkan banyak minyak untuk menggoreng, karena proses matangnya cukup cepat. Gunakan api sedang jangan terlalu kecil agar perkedel tidak terlalu menyerap minyak.

Di rumah kami terdapat dua selera, aliran garing dan lembab. Sebagian suka yang kering, jadi saya menggorengnya tipis-tipis sampai agak kecoklatan, hati-hati jangan sampai gosong, hasilnya akan terasa  renyah. Sedang kan untuk konsumsi pribadi, saya lebih suka perkedel yang lembab karena lebih juicy dan terasa manis jagungnya. Untuk gorengan tempe pun saya lebih suka mendoan dibandingkan kripik tempe *gampang mengunyahnya 😛

Hasil akhir, semakin banyak cabe maka perkedel akan semakin merah. Jika ingin kuning cantik ganti penggunaan cabe dengan merica, tentu saja rasanya pun akan berbeda.

note:

1. jika ingin menggunakan jagung manis, resepnya sudah pasti berbeda. Jagung manis jangan diblender halus karena bakalan buyar semua saat digoreng. Perkedel jagung manis biasanya adalah variasi dari bakwan, dimana bahan dasarnya adalah terigu lalu ditambahi butiran jagung manis.

2. jika menggunakan jagung kampung tapi saat digoreng masih agak buyar, kemungkinan jagung yang digunakan terlalu muda. Cukup tambahkan sedikit terigu (satu sendok makan) lalu tes goreng lagi sampai adonan bagus.

One thought on “Paragede (Perkedel) Jagung

Leave a comment