Mansfield Park

sumber: https://senjahari.com/2022/04/11/resensi-mansfield-park-jane-austen/

Mansfield Park Jane Austen

Penulis : Dinda Pranata

Fanny Prince masih berumur sepuluh tahun ketika itu, dan walaupun tidak ada yang patut dipuji dari penampilannya, tidak ada pula yang patut dihina. Tubuhnya mungil untuk anak seusianya…. Dia sangat pendiam, pemalu, dan tidak suka menjadi pusat perhatian.Mansfiled Park Hal. 21

Siapa yang tidak kenal dengan penulis wanita Jane Austen, kebanyakan tokoh dalam novelnya digambarkan dalam sosok yang wanita kuat dan berpendirian. Selain itu Austen sendiri lebih banyak mengambil latar cerita yang berasal dari kalangan keluarga bangsawan. Namun salah satu karyanya yang berjudul Mansfield Park tampak berbeda dari kebanyakan novel-novel yang digambarkan oleh Jane Austen. Apa yang sebenarnya ingin disampaikan Austen kepada pembacanya?

Mansfield Park, Seputar Kehidupan Bangsawan dan Rakyat Jelata

Judul: Mansfield Park

Penulis: Jane Austen

Tahun Terbit: 2019 (Edisi Ketiga)

Penerbit: Qanita

Penerjemah: Berliani Mantili NugrahaniIdentitas Novel

Buku Mansfield Park berkisah tentang seorang wanita bernama Fanny Prince yang bukanlah seorang bangsawan. Karena keluarganya kekurangan uang untuk membiayai kehidupan, Fanny pun diadopsi oleh pamannya yang merupakan suami dari saudara ibu Fanny. Pamannya bernama Sir Thomas Bertram merupakan orang yang sangat kaya, memiliki banyak usaha termasuk di India Barat. Dari usia sepuluh tahun hingga ia dewasa banyak cerita yang ia miliki bersama dengan keluarga pamannya. Termasuk bertemu dengan pujaan hatinya bernama Edmund yang tak lain adalah sepupunya sendiri.

Ketika ia pertama kali tiba di Mansfield, ia terlihat perbedaan yang sangat mencolok antara Fanny dan sepupu-sepupunya. Fanny dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda, sehingga ia merasa tidak nyaman dan sering diejek oleh sepupunya, Maria dan Julia Bertram. Ia tidak tahu bagaimana cara berpakaian seperti seorang bangsawan dan terkesan bodoh karena tidak banyak hal yang ia pahami.

Bagi Fanny penghiburannya hanyalah ketika berinteraksi dengan Edmund. Baginya ia sangat menghargainya sebagai perempuan. Selama di Mansfield, ia selalu mendapatkan penghiburan dari Edmund entah saat ia merasa gelisah atau sedih. Sayangnya cintanya bertepuk sebelah tangan karena Edmund jatuh cinta pada seorang wanita bernama Miss Crawford.

Baca jugaProto Feminisme, Bagaimana Pandangan dan Catatan Sejarah Tentang Wanita di Masa Kuno?

Moralitas Kaum Bangsawan yang Tidak Selalu “Sehat”

Moralitas Cinta Segitiga
Ilustrasi Cinta Segitiga

Kisah semakin rumit ketika bibi dari sang paman Mrs. Norris sering ikut campur dalam masalah keluarga Bertram sendiri. Bibinya bisa dibilang memiliki karakter yang iri hati dan senang memanfaatkan kebaikan keluarga Bertram. Entah untuk mengambil keputusan dalam keluarga Bertram atau untuk masalah kehidupan pribadi Fanny. Ide untuk menjodohkan Edmund dengan Miss Crawford juga bagian dari ide bibi Fanny dari sang Paman. Tidak hanya menjodohkan Edmund, tetapi bibinya juga menjodohkan Fanny dengan adik dari Miss Crawford yaitu Hanry Crawford yang jatuh hati pada keluguan Fanny.

Keluarga Crawford sebenarnya bukanlah keluarga yang memiliki penggambaran baik. Miss Crawford sebenarnya sangat iri pada kedekatan Fanny dan Edmund, seringkali ia berusaha menjatuhkan Fanny dan membuatnya terlihat buruk, tak hanya itu ia beberapa kali mengejek Fanny secara halus di depan Edmund.

Hingga akhirnya saat Sir Thomas pulang dari perjalanan di India, ia menemukan banyak hal yang tidak sepatutnya terjadi di dalam rumah dan membuatnya kecewa. Mulai dari anaknya yang pertama ketahuan banyak menumpuk utang untuk berjudi, lalu putusnya hubungan Edmund dengan Miss Crawford hingga pulangnya Fanny ke rumah orang tuanya. Lalu apa menariknya novel Mansfield ini?

Penggambaran Karakter yang Mencerminkan Lingkungan Sosial

Penggambaran Tokoh Jane Austen
Penggambaran Tokoh Jane Austen

Novel ini termasuk novel yang kompleks tak hanya menyoroti masalah percintaan, tetapi juga masalah sosial yang cukup kompleks. Pertama Jane Austen menggambarkan sosok pria yang mendukung nilai kesetaraan wanita atau feminitas dalam Mansfield Park. Ini dapat dilihat dari cuplikan perkataan Edmund pada Fanny saat dirinya merasa terkhianati oleh kekasihnya

Ya, sepupuku, saku yakin bahwa kau mampu melakukan apapun, walau orang lain mungkin memandangmu dengan sebelah mata. Aku bersedia mendengar apa pun keluh kesahmu. Jangan ragu-ragu. Ceritakanlah semua masalahmu kepadakuMansfield Park 349

Novel Mansfield park ini memang didominasi oleh kisah cinta segitiga antara Edmun, Miss Crawford, Mr. Crawford, Maria Bertram dan Fanny. Namun ada juga bagian yang menceritakan masalah sosial dan budaya di kalangan bangsawan. Penggambaran setiap karakter begitu kuat mencerminkan sikap para kalangan elit yang mungkin tidak hanya cocok untuk waktu itu tetapi hingga saat ini mungkin masih relevan. Seperti misalkan bagaimana penggambaran Tom Bertram yang mempengaruhi lingkup pertemanannya sendri.

Yang Mulia John Yates, sang Teman Baru, tidak memiliki kelebihan apapun selain gaya hidup tinggi dan kebiasaan berfoya-foya. Sebagai putra bangsawan, dia memiliki kebebasan.Mansfield Park 166

Tantangan dari Membaca Mansfield Park

Novel Mansfiled park termasuk novel yang menarik, selain pembaca dengan mudah mencerna bahasanya, juga penggambaran tokohnya yang memiliki karakter kuat. Tak hanya itu, kisah romantisme beda kelas ini selalu menarik untuk dibaca mulai dari kecemburuan pasangan, kisah cinta bertepuk sebelah tangan hingga perjuangan memperoleh cinta membuat kita kadang geram sekaligus iba pada tokoh-tokohnya. Tantangan apa yang pembaca dapatkan?

Pertama adalah alurnya yang kompleks tidak hanya bercerita tentang Edmund dan Fanny tetapi juga menceritakan kehidupan tokoh figuran dalam lingkaran tokoh utamanya. Tak heran novel ini sangat tebal untuk novel kebanyakan. Novel ini pun sangat tebal sehingga menyita waktu untuk mencerna tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya.

Membicarakan tokoh, novel Mansfield park juga berbeda dari novel Jane Austen yang mengangkat tokoh perempuan mandiri, kuat dan ambisius seperti pada novel Pride and Prejudice. Tokoh Fanny terkesan lemah dan kurang kuat daripada dengan tokoh utama kedua yaitu Miss Crawford yang ambisius dan berkarakter kuat. Namun jika kita jeli justru kesan romantis muncul dari karakter Fanny yang lemah lembut dan perhatian yang membuat orang-orang terkesan padanya.

sumber: https://filmyangkutonton.com/2014/08/15/review-film-mansfield-park/

Fanny Price (Frances O’Connor) berasal dari keluarga miskin di pinggiran pelabuhan Portsmouth. Dengan begitu banyak anak, orang tuanya kemudian mengirimnya ke London untuk tinggal dengan bibinya, keluarga Bertram.

Sejak awal Fanny diterima dengan kurang bersahabat. Di rumah keluarga Bertram: Sir Thomas BertramLady Bertram yang apatis dan nyaris tak pernah meninggalkan kursinya, Mrs Norris yang jutek juga anak-anak keluarga Bertram: TomMariaJulia dan Edmund.

Karena statusnya yang berasal dari keluarga miskin, Fanny pun mendapat perlakuan yang berbeda dari keluarga Bertram, kecuali Edmund.

Maka terjalinlah persahabatan yang dalam di antara keduanya. Kelak, perasaan itu akan berkembang menjadi cinta.

mansfield park5

Ketika beranjak remaja, Sir Thomas pergi ke Antigua karena ada masalah dengan budak-budaknya. Ia juga mengajak Tom, anak pertamanya yang digadang akan menjadi penerusnya.

Tapi diketahui kemudian kalau Tom tidak menyukai pekerjaan ayahnya (Tom tidak suka perbudakan).

Suatu hari, datanglah kakak beradik Crawford: Henry dan Mary. Henry memulai pedekate dengan gadis-gadis keluarga Bertram, bahkan mencoba bermain mata dengan Maria yang sudah bertunangan, dan tentu saja dianggap sebagai perbuatan tak sopan pada masa itu.

Sementara Edmund terpikat dengan Mary yang ramah dan pintar. Meski Mary sebenarnya lebih mengharapkan Tom, calon pewaris utama, namun tak menolak Edmund.

Seiring waktu, Henry yang awalnya menggoda Fanny, ternyata benar-benar menyatakan ketertarikannya pada Fanny.

Fanny tidak menyukai sikap Henry yang menggoda Maria dan tidak percaya kalau Henry sungguh-sungguh padanya, di sisi lain ia juga masih mencintai Edmund.

Meski Edmund sendiri menganggap bahwa pernikahannya dengan Mary adalah hal yang ideal. Dia bukan anak pertama dan karenanya tidak akan mendapatkan banyak warisan.

Ketika Mr Bertram kembali, Henry mengajukan lamaran untuk Fanny. Fanny menolak karena dia tidak ingin menikah hanya karena harta. Mr Bertram pun berang dan mengembalikan Fanny ke rumah ibunya di Porstsmouth.

Henry ternyata menunjukkan kesungguhannya dengan menyusul Fanny dan terus membujuknya untuk menikahinya. Sedikit, Fanny pun luluh. Meski begitu, ia masih belum sepenuhnya percaya pada Henry.

Tom tiba-tiba pulang dalam keadaan sakit parah. Fanny pun dijemput Edmund untuk merawat Tom.

Fanny mendapati sketsa-sketsa Tom tentang perbudakan yang dilakukan Mr Bertram dan merasa sangat sedih. Mr Bertram, meskipun di awal marah, karena sayangnya pada Tom akhirnya memaafkan Tom dan bersikap lebih lunak.

Hmm, salah satu adaptasi novel Jane Austen yang saya sukai. Khas tokohnya Austen: perempuan yang berpendirian kuat, agak tomboy tapi juga memiliki sisi sensitif.

Meski konon ini bertolak belakang dengan versi novelnya yang menggambarkan Fanny sebagai sosok pendiam dan pemalu. 

Austen menurut saya memerankan Fanny yang tough dengan baik. Jika ada hal yang agak menganggu, adalah eksekusi ending-nya yang terasa klise untuk sebuah happy ending story.

Cast:
Jonny Lee Miller – Edmund Bertram
Frances O’Connor – Fanny Price- Bertram
Embeth Davidtz – Mary Crawford
Alessandro Nivola – Henry Crawford
James Purefoy – Thomas Bertram
Harold Pinter – Sir Thomas Bertram
Lindsay Duncan – Lady Bertram / Mrs. Price
Victoria Hamilton – Maria Bertram
Justine Waddell – Julia Bertram

Sutradara: Patricia Rozema
Screenplay: Patricia Rozema (berdasar “Mansfield Park” Jane Austen)
Distributor: Miramax Films (US), BVI (UK)
Rilis: 19 November 1999
Durasi: 112 menit
Negara/Bahasa: Inggris

Awards:

  • Chicago International Film Festival 1999: Nominasi Best Feature (Patricia Rozema)
  • Chlotrudis Awards 2000: Nominasi Best Screenplay (Patricia Rozema), Nominasi Best Supporting Actor (Jonny Lee Miller)
  • Montréal World Film Festival 1999: Nominasi Grand Prix des Amériques (Patricia Rozema)
  • Satellite Awards 2000 : Nominasi Best Performance by an Actress in a Motion Picture, Comedy or Musical (Frances O’Connor )