Beauty and The Beast

SUMBER GAMBAR : DIMARI

Sejauh saya mengingat, saya belum pernah menonton film “Beauty and The Beast” sebelumnya. Berbekal informasi dari google yang barusan saya ketik, dengan kata kunci “beauty ande the beast imdb”, muncul dua film dengan judul tersebut. Film pertama adalah film Beauty and The Beast terbaru dengan bilangan tahun 2017. Film berikutnya adalah film Beauty and The Beast dengan angka tahun 1991 (dan ini versi Kartun, kalau tadi saya search di youtube, sementara versi 2017 adalah versi manusia, ehmmm, ya itulah maksudnya).

Meski baru melihat film ini sekian malam lalu, tapi kegaduhan film ini sudah saya dengar dari pertama rilis di Indonesia sekian bulan lalu. Begitulah, di negara kita, hal-hal gaduh itu menarik untuk di ulik dan digoreng sedemikian rupa. Namun, saya tak berniat menceritakan perihal kegaduhan itu. Karena mungkin pembaca lebih paham daripada saya terkait hal tersebut. Ya, tentu saja. Berita itu sekian bulan lalu begitu banyak berseliweran di media sosial kita.

Mari kita bicara filmnya saja! Cekidot.

Hal menarik pertama dari film ini adalah penggambaran setting yang indah. Gambar-gambar sepanjang film membuat saya dan istri ber-“WOW” karena takjub melihat pengambilan gambarnya. Ya, meski ada CGI disana-sini, tapi tidak menutup keindahan yang disajikan dari film ini.

Dari segi cerita dan karakter, yaaaa, seperti film yang diangkat dari cerita dongeng pada umumnya, ceritanya mempunyai akhir yang happy ending. Yaps! Kemudian Saya suka dengan karakter-karakter pelayan Beast yang begitu hidup dan menghibur di sepanjang film. Saya belum pernah menonton secara utuh film Beauty and The Beast versi 1991, sehingga saya tidak bisa membandingkan kedua film tersebut.

Oh iya, satu hal lagi, istri saya di beberapa bagian bilang suka dengan gaun-gaun yang dikenakan Belle (pemeran wanita di film ini). Entah istilahnya apa, saya kurang begitu faham. Pokoknya suka, gitu aja.

Film ini bercerita tentang seorang pangeran muda yang hidupnya bergelimang harta dan suka mengadakan pesta. Pangeran ini menarik pajak yang begitu tinggi untuk dapat menyelenggarakan pesta di kastilnya.

Hingga pada suatu hari, ketika sang pangeran sedang menyelanggarakan pesta, meneroboslah seorang nenek tua yang ingin menumpang berteduh di kastilnya karena di luar sedang hujan salju dan nenek tua kedinginan di luar. Nenek tua memberikan imbalan sekuntum mawar sebagai pengganti agar dia diperbolehkan menumpang berteduh.

Sang pangeran tertawa mengejek melihat mawar pemberian sang nenek. Mawar itu kemudian di lempar dan mengusir nenek keluar dari kastilnya. Namun rupanya sang nenek adalah seorang penyihir, yang kemudian mengutuk sang pangeran yang semula rupawan menjadi buruk rupa. Karena sang pangeran telah tertutup hatinya, hanya melihat segala sesuatu dari luarnya semata. Termasuk juga pelayan-pelayan sang pangeran terkena kutukan dan berubah menjadi perabot-perabot rumah tangga.

Kutukan itu hanya bisa dicabut bila sang pangeran yang buruk rupa bertemu dengan orang yang benar-benar mencintainya tanpa memperdulikan rupa sang pangeran, dengan batas waktu kelopak bunga yang diberikan oleh sang nenek kelopaknya belum lepas semua. Apabila sampai kelopak terakhir mawar itu lepas dan sang pangeran belum menemukan orang yang mencintainya dengan tulus, maka kutukan itu tidak bisa dicabut untuk selamanya.

Hingga suatu malam, ayah Belle tersesat ke kastil sang pangeran dan mencoba memetik sekuntum mawar di halaman kastil untuk diberikan kepada Belle, membuat ayah Belle ditangkap Beast dan dipenjara di dalam kastil. Belle yang mencoba menyelamatkan sang ayah, akhirnya menggantikan ayahnya di dalam kastil demi melihat sang ayah bebas.

Dari peristiwa inilah, akhirnya terjadi kontak di antara Belle dengan Beast. Termasuk juga karena upaya dari pelayan-pelayan Beast yang berubah menjadi peralatan rumah tangga, yang memang ingin menjodohkan Belle dengan Beast agar kutukan itu bisa dicabut.

Leave a comment