Hikayat Alergi

Saga diberi minum susu formula sudah sedari usia satu minggu, diselingi dengan ASI yang produksinya tidak berlimpah. Seperti pernah dikisahkan bahwa Saga hampir saja mengalami kegagalan tumbuh karena berat badan yang turun di minggu-minggu pertama. Sehingga dokter menyarankan untuk memberikan susu formula karena dicurigai ada masalah pada proses menyusunya si buyung Saga.

Susu formula berbahan susu sapi dikonsumsi Saga sampai usia 10 bulan. Mulanya semua aman-aman saja. Setelah 10 bulan, Saga memperlihatkan reaksi alergi. Setiap kali minum sufor dari susu sapi, maka Saga akan buang air besar. Meskipun tidak termasuk kategori diare, tetapi hal tersebut mengkhawatirkan buatku. Cemas si buyung jadi kurus jika keseringan pup. 😂

Karena hal tersebut, aku mengganti susu formula dengan yang berbahan kedelai. Sejak minum susu soya, jadwal BAB kembali normal. Kekurangannya secara umum susu soya membuat kecenderungan bayi menjadi sembelit. Tetapi hal tersebut masih bisa diatasi dengan menambahkan asupan buah dan sayur.

Sukses minum susu soya sampai usia 19 bulan, Saga kembali memperlihatkan reaksi alergi. Gatal-gatal! terutama di pergelangan kaki, pergelangan tangan dan siku. Kening emaknya berkerut harus menukar susu soya dengan apalagi?

Aku coba mengganti dengan susu almond, Saga ternyata cukup suka. Walaupun di awal agak rewel karena rasa susunya jadi berbeda dengan yang biasa. Tetapi aku amati anaknya masih garuk-garuk terutama saat mau tidur. Ketika bermain biasanya dia lupa dengan rasa gatal. Berikutnya coba ganti dengan susu kambing. Ternyataaaa sama saja..! alergi tidak hilang.

Hasil belajar sana sini, solusinya ternyata sangat mudah. Saga sebaiknya berhenti minum susu, dijamin gatalnya hilang. Mengingat usianya yang sudah satu setengah tahun, sebenarnya sudah tidak membutuhkan susu. Susu hanya sekedar untuk rekreasi, begitu kata para ahli.

Lagi-lagi, hal yang mudah tersebut ternyata cukup sulit buat emak yang tidak bermental baja seperti diriku. Menghentikan atau mengurangi konsumsi susunya berarti harus menghadapi kerewelan si buyung yang bakal bertambah. Karena selama ini susu adalah pengantar tidurnya Saga. Tidak ada susu, terbayanglah cranky seperti apa.

Alhasil, setelah hampir satu bulan mencoba gonta ganti jenis susu, Saga berhasil mengurangi konsumsi susu formulanya. Apakah trik yang aku lakukan? hampir tidak ada. Saga tampaknya memutuskan tidak mau minum susu kecuali saat tidur. Mungkin dia sebal karena aku gonta ganti jenis susunya sehingga minatnya menjadi jauh berkurang. Yang jelas jika aku yang membuatkan susu, biasanya aku kurangi takarannya. Tetapi Bapake dan Nenek masih pakai takaran normal karena kuatir si buyung jadi kurus kurang gizi.

Alhamdulillah gatalnya jauh berkurang, tidak hilang sepenuhnya karena Saga belum total berhenti minum susu. Sampai saat ini aku memberikan variasi susu bergantian, tidur siang minum susu almond, tidur malam minum susu kambing. Alternatif lain pengganti susu bisa dengan santan, whipped cream yang diencerkan dan rice milk. Tentu saja harus disesuaikan dengan usia anak. Lebih baiknya untuk minta saran pada dokter anak. Di supermarket juga tersedia bermacam merk susu formula khusus alergi untuk bayi. Bisa dipilih mana yang cocok untuk anak kita.

Semoga seiring bertambah usia, daya tahan tubuh Saga semakin bagus. Minum susunya bisa dikurangi lagi diganti dengan rajin mengunyah ini dan itu. Makan yang banyak ya Nak!

kiblatnya ke arah sini, Yung!

p.s gatal sudah hampir hilang (14 juli 2018). Sekarang hanya konsumsi susu kambing saat tidur siang dan malam. Susu kambing takarannya aku kurangi lalu dicampur dengan sedikit  VCO (Virgin Coconut Oil). Sejauh ini anaknya tidak pernah menolak, selalu dihabiskan tak bersisa.

p.s gatal menghilang (21 juli 2018). Susu kambing dibuat dengan takaran sangat encer. Aku tidak banyak berharap gizi dari susu tersebut, hanya sekedar supaya saga bisa tidur saja, juga lumayan untuk asupan cairan disamping air putih. Tetap ditambahkan sedikit vco, untuk mendapatkan manfaat lemak sehat.

Leave a comment