Diet Alkaline

Oleh dr. Ivena
Data medis direview oleh dr. Tania Savitri.
sumber : https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/panduan-manfaat-diet-alkaline/

Apa itu diet alkaline?

Diet alkaline merupakan diet yang dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang bersifat basa. Contoh makanan yang bersifat basa adalah semangka, melon jingga (cantaloupe), mangga, pir, markisa, apel, anggur, alpukat, pisang, kurma, bayam, brokoli, bawang putih, jahe, tomat, buncis, kol, seledri, timun, hingga lemon. Selain bersifat basa, makanan-makanan ini juga diperkaya oleh vitamin, mineral, serat dan antioksidan.

Apa manfaat dari diet alkaline?

Tubuh manusia pada umumnya bersifat basa karena memiliki pH antara 7,35 hingga 7,45. Namun, gangguan kesehatan, misalnya diare, gangguan ginjal, dan gangguan lainnya, dapat mengubah pH tubuh menjadi asam. Kadar pH yang tidak seimbang dapat berdampak buruk pada kesehatan, salah satunya adalah peningkatan risiko penyakit jantung dan berbagai penyakit tulang-sendi-otot.

Diet alkaline bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan pH tubuh. Kadar pH yang seimbang berperan penting dalam peningkatan produksi hormon pertumbuhan. Pada wanita yang sudah menopause, peningkatan hormon pertumbuhan dapat membantu memelihara fungsi jantung dan meningkatkan kemampuan kognitif otak untuk berpikir dan mengingat. Selain bagus untuk menetralkan pH tubuh, makanan bersifat basa baik untuk mencegah hipertensi dan risiko stroke.

Selain itu, kadar pH tubuh yang kembali bersifat basa dapat membantu penyerapan vitamin D dan magnesium dengan lebih baik. Asupan vitamin D yang optimal dapat membantu mengurangi nyeri pada tulang belakang.

Khususnya bagi orang-orang yang sedang menjalani kemoterapi, diet alkaline dapat membantu tubuh lebih efektif untuk menyerap obat. Pasalnya, efektivitas beberapa obat kemo seperti epirubicin dan adriamycin akan lebih efektif bekerja pada lingkungan pH basa. Selain itu, efek kemoterapi juga dapat menyebabkan kematian sel. Risiko efek samping ini dapat meningkat bila pH tubuh asam. Oleh karena itu, diet alkaline dapat membantu mencegah atau mengurangi risikonya.

Diet bersifat basa ini juga dinilai efektif sebagai cara detoks untuk membuang segala macam zat asing yang bersifat racun’ bagi tubuh. Dengan begitu, tubuh akan terasa lebih sehat dan bugar.

Panduan menjalani diet alkaline

Sebenarnya tidak ada panduan langkah demi langkah untuk menjalani diet ini. Yang perlu Anda lakukan adalah hanya memperbanyak makan makanan yang bersifat basa dengan perbandingan 4:1 dengan makanan lainnya. Anda bisa menggunakan nasi merah untuk mengganti nasi putih untuk setiap kali makan besar.

Dua puluh menit sebelum makan siang dan makan malam seperti biasanya, Anda dapat mengonsumsi buah-buahan segar, seperti pisang dan apel. Namun, hindari makanan yang bersifat asam selama sedang diet alkaline. Contoh makanan yang bersifat asam adalah keju, daging ayam, daging kalengan, susu, minuman alkohol, dan minuman bersoda. Rata-rata makanan ini mengandung pH 2-3 yang dapat semakin mengganggu keseimbangan pH tubuh.



Apakah ada risiko dari diet alkaline?

Meski memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh, diet alkaline sama sekali tidak memperhitungkan asupan protein yang memang banyak terkandung dalam makanan bersifat basa (daging, susu, dan produk turunan susu).

Padahal, tubuh tetap membutuhkan asupan protein agar bisa berfungsi normal. Kekurangan protein dalam jangka panjang justru dapat merugikan kesehatan tubuh. Untuk menyiasatinya, Anda dapat memilih sumber protein hewani lainnya, seperti ikan atau daging ayam tanpa kulit yang digabungkan dengan berbagai sayur saat waktunya makan. Sebisa mungkin makan daging hanya 2-3 kali saja dalam 1 minggu.

Leave a comment