Hotel Centrum Bukittinggi

Hotel Centrum di Simpang Stasiun Bukittinggi
setelah belok kiri terdapat stasiun kereta api

sumber: Wikipedia dan BPCB Sumbar

Hotel Centrum Bukittinggi atau sekarang disebut eks Hotel Centrum adalah sebuah bangunan cagar budaya tidak begerak yang berada di Kota Bukittinggi. Tercatat sebagai bangunan cagar budaya melalui Permen Budpar No. PM.05/PW.007/MKP/2010 tahun 2010 dan kemudian didukung oleh Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 2 Tahun 2012. Bangunan ini mempunyai lahan yang cukup luas di pusat kota, luas bangunan Hotel Centrum 1.925 m² dan lahan seluas 4.307 m².

Lokasi

Eks bangunan Hotel Centrum berada di Jalan Sudirman no 75, Kelurahan Bukik Cangang Kayu Ramang, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi. Lokasinya sangat strategis, karena berada di pusat kota. Pada masa dahulu bangunan hotel ini berjarak sangat dekat dengan Stasiun Kereta Api Bukittinggi, yang sekarang sudah tidak aktif lagi.

Sejarah

Bangunan ini awalnya adalah Hotel Centrum, dengan riwayat pembangunan yang tidak diketahui secara pasti. Dalam catatan sejarah, dihubungkan dengan peristiwa insiden tiga orang anggota NICA yang mengatasnamakan diri sebagai tentara sekutu mencoba menaikkan bendera Belanda di Stasiun KA Bukittinggi. Namun dapat dihadang oleh pejuang Bukittinggi pada masa itu, selanjutnya tentara tersebut dibawa ke Hotel Centrum untuk diadili. Sesudah kemerdekaan, Hotel Centrum berubah nama menjadi Hotel Merdeka.

Bangunan depan eks hotel centrum

Bangunan eks hotel centrum dari samping

Beberapa bagian ruangan dari eks hotel centrum

 

Akses mudah, karena lokasi berada di dekat jalan raya (Jalan Sudirman) sehingga dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau empat. Tetapi saat ini bangunan dipagari karena terjadi sengketa tanah.

Pemilik Eks Hotel Centrum adalah Perorangan (Rakhman Tamin). Bangunan ini sekarang dalam sengketa atas nama Hasti S. Soekarno, dan dikelola oleh Perorangan (Rakhman Tamin).

Setelah tidak berfungsi sebagai hotel, bangunan ini kemudian dipakai oleh Keluarga Rakhman Tamin. Selanjutnya, oleh keluarga Rakhman Tamin bangunan ini disewakan kepada kantor Pos dan Giro sebagai kantor sementara sambil menunggu bangunan kantornya selesai.

Bagian lain dari bangunan ini juga disewakan kepada perorangan untuk pertokoan dan kursus Bahasa Inggris. Sekarang bangunan ini tidak dipakai lagi, karena Kantor Pos dan Giro sudah memiliki bangunan yang baru.

Deskripsi Arkeologis

Bangunan ini terdiri dari tiga blok bangunan. Seluruh bangunan memberi kesan tinggi dan luas. Dua buah bangunan, yaitu bagian sayap kiri dan bangunan utama beratapkan seng, sedangkan bangunan di sayap kanan beratap dari semen.

 

Bangunan utamanya mempunyai jendela dan pintu masuk berbentuk lengkung. Plafon masih asli terbuat dari bahan asbes dengan motif bunga-bungaan yang ditopang oleh balok-balok kayu besar yang belum pernah diganti.

Saat ini bangunan ini terjadi sengketa tanah, sehingga bangunan tersebut sekarang menjadi bangunan kosong tak berpenghuni.

Leave a comment