RKBH – Rumah Kelahiran Bung Hatta

*ditulis tahun 2009

Pertama kali aku masuk ke rumah ini berkat diingatkan oleh Shige, sahabatku. Bukan karena lokasinya yang jauh, maka aku tidak sempat menengok RKBH ini. Justru aku melewatinya setiap hari.  Posisinya yang sehampiran dengan puskesmas tempatku bekerja, membuat aku lupa bahwa bangunan tersebut adalah sebuah peninggalan sejarah yang cukup penting. Memang begitulah kelalaianku, seringnya penasaran dengan peninggalan sejarah yang ada di negeri orang. Namun yang di depan mata malah terabaikan.

 

Berada di Jl. Sukarno Hatta no. 37 Bukittinggi, masih satu dengan lingkungan Pasar Bawah. Dari subuh sepanjang jalan tersebut menjadi semacam pasar kaget bagi pedagang sayur dan mulai bubar menjelang pukul 7.30 pagi. Kondisi di depan RKBH cukup tertib dan bersih.

Melihat rumah ini aku jadi teringat rumah Bu Inggit yang di jalan Ciateul – Bandung,  bagaimana kabarnya ya..? semoga juga sudah ditata dengan baik. Terakhir kali aku lewat sana, masih banyak pedagang kaki lima yang berdagang di depan pagar rumah tersebut. Menyebabkan pemandangan menjadi terganggu karena semrawut *malah ngomongin rumah Bu Inggit.

 

Kunjunganku yang pertama kali itu adalah di pagi hari minggu.  Untuk ukuran Bukittinggi pukul 9 masihlah terlalu pagi, sehingga belum ada pengunjung lain. Hanya ada petugas kebersihan dan seorang Ibu petugas yang menjaga rumah tersebut. Cukup kaget karena ternyata tidak dipungut bayaran. Setelah berbicara sebentar dengan petugas tentang letak semua ruangan, aku dipersilahkan menjelajahi rumah itu tanpa pengawasan.

Aku perhatikan pada kunjungan berikutnya, Ibu petugas tersebut seringnya hanya sendiri saja. Sehingga jika kita datang bukan berombongan beliau akan bertanya terlebih dahulu, mau berkeliling sendiri atau dipandu..? aku selalu bilang ndak  usah, bialah bakaliliang surang sajo. 

Rumah Kelahiran Bung Hatta ini sempat dijual kepada orang lain, kemudian dibeli oleh Pemda Bukittinggi dan pada tahun 1995 dilakukan perbaikan. Rumah tersebut berusaha dikembalikan kepada bentuk aslinya. Setelah melihat hasilnya, aku cukup salut atas usaha tersebut.

Cukup mudah untuk memahami setiap ruangan dan barang walaupun tidak ditemani petugas, karena semuanya sudah diberi nama. Ruangan yang ada jendela seperti gambar di atas ini adalah kamar kelahiran Bung Hatta, berada di lantai dua. Untuk naik ke atas kita harus melewati ruang makan yang kecil mungil.

Sedangkan kamar untuk Bung Hatta ketika sudah bujang berada di belakang, di sebelah dapur dan kamar mandi. Layaknya anak laki-laki yang sudah akil baligh akan sering tidur di surau, sehingga posisi kamar bujangnya pun berada di luar rumah utama. Agar mudah untuk keluar masuk tanpa mengganggu penghuni rumah lainnya.

Dahulu adalah hal yang memalukan bila laki-laki akil baligh masih tinggal bersama-sama orang tua. Zaman sekarang sudah tak ada lagi bujangan yang tidur di surau kecuali garin.

Oya, ketika masuk ke dalam rumah harus melepas alas kaki dan jika kita ingin berkeliling di halaman belakang sudah disediakan tangkelek.

Di halaman belakang ada lumbung padi, kandang kuda, kamar mandi dan dapur. Dapur itu sungguh membangkitkan memori pada dapur nenekku dahulu, rak piring yang dari kayu dan piring-piring loyangnya itu. Perlengkapan memasak tradisional seperti belanga sampai sekarang masih digunakan oleh warga Bukittinggi, karena ada jenis masakan tertentu yang hanya nikmat bila dimasak dengan menggunakan belanga.

Bagiku cukup menyenangkan berada di RKBH, ada banyak foto di dinding yang belum selesai aku amati satu persatu. Mungkin besok-besok saat  jam istirahat di puskesmas aku akan singgah lagi ke sana untuk memperhatikan lebih detil.

Sebelum pulang kita akan diminta mengisi buku berisi kesan dan pesan pengunjung, lalu dengan tulus aku menulis ‘ingin merasakan menginap di RKBH..’ *halah, pesan dan kesan macam apa itu..?

Dan di dekat meja itu ada kotak sumbangan, aku rasa para pengunjung cukup senang hati untuk memasukkan uang ke kotak tersebut karena suasana di sini sangat menyenangkan. Tapi tetap saja, kata Shige hal tersebut memalukan 😛

Leave a comment