Umar Kayam – Pokok dan Tokoh

Umar Kayam memang tokoh yang kaya ragam. Ini bukan hanya karena predikatnya yang budayawan, ilmuwan, penulis, juga aktor musiman itu. Tapi, hidupnya memang penuh ragam. Karena itu, tak aneh jika ketika pekan lalu ia mengadakan kenduri di rumahnya di Cipinang Indah, Jakarta, tamu yang hadir juga beragam. Ada Sekretaris Kabinet Marsilam Simanjuntak, ilmuwan Onghokham, atau Jakob Oetama dan Mohammad Sobary dari dunia pewartaan.

Bukan hanya dari Jakarta, bahkan sejawat Pak Kayam—begitu sapaan akrabnya—dari Yogyakarta dan kota lainnya memenuhi rumahnya. `’Kumpul-kumpul sahabat dan kerabat ini sudah saya niatkan,” kata Pak Kayam, yang merasa baru keluar dari “penjara” setelah enam bulan mendekam di rumah sakit. Sebagai buah tangan, aktor Butet Kertarejasa membaca salah satu cerita pendek karya tuan rumah. Sedangkan dalang embling Slamet Gundono memainkan fragmen wayang suket-nya.

Sebagai “balasannya”, gastronomer—satu lagi julukan buat Pak Kayam—berusia 68 tahun itu tak lupa memanjakan selera makan tamunya: dari bakmi Jawa, sayur brongkos, pecak jantung pisang, serta sate Ambal—asli daerah Ambal. Bahkan, untuk sate Ambal, Pak Kayam mendatangkan penjualnya langsung dari Kebumen. Meski hanya bisa mencuri pandang pada aneka kegemarannya itu, toh kebahagiaan terpancar dari wajahnya, siang itu.

Leave a comment