Para Perempuan Penulis Sejarah Nabi Muhammad

sumber: https://lokadata.id/artikel/para-perempuan-penulis-nabi-muhammad

Dalam tradisi penulisan sejarah hidup Nabi Muhammad, kita lebih banyak mendapati para penulis lelaki. Sedikit sekali kita menemukan dari penulis perempuan.

Di antara yang sedikit ini, yang pertama bisa kita sebut adalah penulis terkenal Karen Armstrong, yang menulis Muhammada Biography of the Prophet (Muhammad, Biografi Sang Nabi) dan sudah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Indonesia.

Karen Armstrong menggunakan pendekatan sejarah kritis dan perbandingan agama. Ia menggunakan berbagai referensi dari tradisi agama-agama Ibrahimi dan nonIbrahimi. Pendekatan ini menjadi penting dan relevan mengingat buku yang ditulis, seperti dikatakan Karen Armstrong:

Terusik dengan prasangka terhadap Islam…bahkan di kalangan yang paling liberal dan toleran.”

Semua prasangka ini sebagian berangkat dari kurangnya pemahaman sejarah hidup Nabi Muhammad itu sendiri. Bukan tidak mungkin, hal ini juga menjangkiti umat Islam sendiri, khususnya seperti di Indonesia yang tidak terbiasa dengan tradisi sejarah kritis, bahkan penulisan sejarah Nabi Muhammad masih sangat minimalis sekali.

Saat melihat polemik perihal istri-istri Nabi Muhammad yang penuh prasangka intimidatif, Karen Armstrong memberikan perbandingan perihal masalah ini dalam beberapa agama khususnya dalam tradisi Yahudi dan Kristen.

Selain itu, ada dua alasan lagi yang dikemukakan Karen Armstrong. Yang pertama, tidak ada alasan kuat yang mendukung perihal nafsu seksual yang menyimpang atau hasrat berlebih pada kecantikan.

Kedua, ada lebih banyak alasan pernikahan politis yang dilakukan Nabi Muhammad dalam banyak pernikahannya, khususnya setelah istri pertama dan istri tercintanya meninggal, Khadijah.

Secara umum, buku biografi Nabi Muhammad karya Karen Armstrong barangkali adalah yang terbaik yang pernah ditulis oleh penulis perempuan sampai saat ini.

Penulis perempuan kedua yang menggarap tema Nabi Muhammad adalah cendekiawan ulama Annemarie Schimmel yang menulis And Muhammad is His Messenger: The Veneration of the Prophet in Islamic Piety (Dan Muhammad adalah Utusan Allah) yang juga sudah diterjemahkan dan dicetak dalam bahasa Indonesia.

Keunggulan buku ini, jika dibandingkan dengan buku-buku serupa, terletak pada fokusnya untuk melihat perspektif umat Islam itu sendiri terhadap Nabi Muhammad.

Annemarie Schimmel memang tidak menulis tentang sejarah hidup Nabi Muhammad, tapi lebih menekankan pada berbagai aspek Nabi Muhammad dalam kehidupan umat Islam, khususnya di Timur Tengah.

Dengan pendekatan tersebut, Annemarie Schimmel ingin mengungkapkan peran, persepsi, dan ritual umat Islam dalam beragama terhadap sosok pribadi Nabi Muhammad Saw.

Sayang, buku ini tidak memberikan bab khusus perihal perilaku cinta umat Islam di Indonesia.

Annemarie Schimmel juga menulis My Soul is a Women: The Feminine in Islam (Jiwaku adalah Perempuan: Aspek Feminin dalam Spiritualitas Islam).

Ada juga nama penulis cendekiawan perempuan yang dalam beberapa karyanya menulis Nabi Muhammad Saw seperti Amina Wadud dan Margaret Smith. Ada juga penulis perempuan Indonesia yang juga menulis buku riwayat Muhammad, Suwarsih Djojopuspito.

Suwarsih Djojopuspito terkenal dengan novel ‘Manusia Bebas’ ini menulis buku Riwayat Hidup Nabi Muhammad SAW yang pertama kali diterbitkan pada 1959

Menilik riwayat pendidikannya yang berlatar kebudayaan Eropa, buku ini memberikan perspektif yang sangat menarik untuk kita baca saat ini, khususnya dilihat dari perspektif perempuan.

Dalam bab Pendahuluan buku itu, Suwarsih menulis;

“Di dalam bahasa Indonesia masih sedikit sekali buku-buku yang menceritakan riwayat Nabi Muhammad s.a.w. dengan kata-kata dan cara, yang sesuai dengan alam pikiran pemuda dan pemudi jaman sekarang.”

Suwarsih sempat meminta cendekiawan kondang H. Abdul Malik Amrullah (Hamka) sebagai salah satu pakar sejarah Islam pada masa itu untuk “meminta pemeriksaan dan bandingan“. Tapi tak digubris oleh Hamka.

Secara umum, masih sangat sedikit sekali penulis perempuan yang menulis seorang nabi yang dalam tradisi agama monoteistik ibrahimi laki-laki. Kekurangan ini memang akan sangat terasa sekali jika kita melihat dalam tradisi keilmuan di Indonesia.

Penulisan sejarah hidup Nabi Muhammad dari perspektif perempuan dan ditulis oleh seorang perempuan bisa mengimbangi berbagai kekurangan pemahaman kita tentang sosok Nabi Muhammad.

Tentu saja umat Islam Indonesia harus sangat bersabar menunggu buku biografi Muhammad yang ditulis perempuan Indonesia itu. (drs)

*Artikel ini ditulis oleh M. Fauzi Sukri 

Leave a comment