KALI LARANGAN – Lanjutan

Copyright Narasi Sejarah Jogyakarta

Masih berkaitan dengan Kali Larangan.

Setelah kami turunkan 2 seri tentang Kali Larangan di Yogyakarta, kebanyakan pembaca tidak tahu bahwa dulu pernah ada Kali Larangan, dan selalu timbul pertanyaan “masih ada nggak sekarang?”

Memang 3 fungsi utama Kali Larangan yaitu mengairi : blumbang Masjid Gedhe Kauman, jagang Benteng Baluwarti dan Segaran Tamansari, ketiga2nya tidak lagi dilakukan. Blumbang Masjid Kauman memang masih ada, tapi bukan dari Kali Larangan lagi airnya. Jagang Baluwarti sudah lama diurug. Segaran Tamansari sudah menjadi perkampungan hingga pasar (Ngasem).

Tetapi sebagian memberi komen, jejaknya masih ada, dan bahkan tengah diteliti hulunya dari Kali Winongo oleh fihak UGM.

Dua hulu, yaitu di selatan konon kelihatan di jembatan Badran, sedang di utara di bendungan Bondolelo, Kricak sedang dalam penelitian.

Aliran ke selatan melewati daerah Kemetiran, Jogonegaran, Pringgokusuman, Kemantren Gedongtengen (barat Malioboro) ternyata masih ada, meski ada yg di dalam tanah/bawah bangunan. Tetapi sesuai napak tilas peta 1833 kemungkinan Kali ini dipusatkan di dua pemandian umum, bernama Candi Danatirta/Donotirto di Kemetiran/Jogonegaran dan Candi Wadon di Kampung Pringgokusuman.

Menurut tetua setempat, pemandian ini milik kraton, tetapi perawatannya diserahkan masyarakat. Menurutnya, dibangun di zaman Belanda (Sultan HB VII), dan sesuai peta, memang berasal dari Kali Winongo. Memang bekas Kali Larangan. Konon alat pengatur arus masih terpasang di Kali Winongo.

Cukup menakjubkan, airnya bersih dan dipancurkan menjadi 10 buah, 5 untuk bagian wanita dan 5 untuk bagian pria.

Candi Danatirta: Jl. Jogonegaran, Pringgokusuman, Kemantren Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55272

https://g.co/kgs/SJyg61

KUTIPAN DARI WEB KELURAHAN PRINGGOKUSUMAN, KEMANTREN GEDONGTENGEN

Kel. Pringgokusuman mempunyai dua temp at pemandian yang di bangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwona ke VII Yaitu Candi Donotirto yg terletak di Kemetiran kidul dan Candi Wadon Yang berada di kampung Pringgokusuman.

Dua tempat pemandian ini bersumber dari Kali larangan yg airnya juga merupakan bagian dari Kali winongo dan Kali buntung. Filosofi tempat pemandian candi Donotirto ini merupakan tempat untuk membersihkan diri bagi warga masyarakat dalam kehidupan sehari hari karena dlm masa penjajahan Belanda tdk di ijinkan untuk mandi, cuci dan bersih bersih di Kali yg terletak di kampung pringgokusuman.

aka terjadi perjanjian antara Sri Sultan Hamengkubuono ke VII dng pihak Belanda bahwa masyarakat di bolehkan mandi cuci dan memberihkan diri dengan di buat dua buah candi yaitu candi wadon dan Candi Dono Tirto.

Candi Dono Tirto dimaksudkan agar masyarakat senantiasa dlm hidupnya dapat memperoleh kedamaian, kesejahteraan karena memperoleh aliran sungai larangan ini yang bermuara ke Masjid Agung Kauman, alun alun utara dan keselatan ke taman sari.

Leave a comment