Menulis Seting: Kapan dan di Mana Cerita Berlangsung

Jia's avatarJia Effendie

Alkisah, saya pernah membaca naskah dengan tokoh yang berkuliah di Paris, di Kota Melbourne. Barangkali, dia menganggap Paris adalah negara yang salah satu kotanya adalah Melbourne. Naskah itu begitu absurd sehingga saya bingung, apa yang membuat penerbit memutuskan menerbitkan naskah tersebut? Peristiwa menyunting naskah itu sudah bertahun-tahun lalu dan saya bahkan lupa judul dan penulisnya. Namun, Paris di Kota Melbourne itu sungguhlah~ *speechless

Mungkin kalian tahu kalau kekacauan tersebut disebabkan oleh tidak riset dan tidak tahu bagaimana menulis seting. Seting merupakan salah satu elemen fiksi selain karakter, plot, sudut pandang, dialog, dan adegan. Tanpa seting, mungkin cerita yang kita tulis terasa mengawang-awang dan jadinya senandika doang.

Seting merupakan panggung tempat cerita kita berlangsung. Seting mengarahkan pembaca pada geografi, iklim, konteks sosial, peristiwa tertentu dalam kurun waktu tertentu, sebagai ancang-ancang terhadap peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, memperlihatkan arsitektur, dll. Penting juga untuk memilah bagaimana kita mendeskripsikan seting. Jika tidak berhati-hati, terlalu…

View original post 585 more words

Leave a comment