Secangkir Coklat Panas | Kembangmanggis

Book Cover

oleh: Dannyart (goodreads)

Menceritakan kisah acak kehidupan seorang wanita, seorang ibu dari dua anak, sekaligus seorang sahabat yang baik. Disampaikan dengan sangat lembut dan menarik. Amanatnya mudah ditangkap dan diingat. Setiap awal cerita selalu menimbulkan pertanyaan “Kenangan apa lagi kali ini?” dan di tengah-tengah membaca membuat otak berpikir “Hmm.. keunikan apa lagi ya yang akan kutemui?”

Tidak terlalu menonjolkan banyak konflik secara tersurat, namun perasaan sesak dalam dada terkadang hadir tanpa diundang. Tentu saja, tidak di semua cerita, kok. Namanya juga bukan buku galau.

Bisa dibaca kapanpun saat sibuk, bosan, galau, bahagia, sedih, bingung, dan berbagai macam emosi. Karena setiap cerita memiliki emosi yang berbeda pula.

Terkadang saya senyum-senyum sendiri saat membacanya. Atau berkomentar “Gila, serius nih?”. Bisa juga bergumam hmmm.. benar juga ya. Atau kadang berseru setuju “Bener, bener banget. Suka bener deh.” Pernah juga sesekali saya mengatakan “Eh, gitu banget pembicaraannya”. Di beberapa bab tak jarang terlontar tawa kecil. Terlebih dari semua itu, di setiap akhir cerita saya selalu mengangguk paham. “Oo.. jadi begitu”. Seakan saya mendapatkan metode dan pandangan lain untuk menyikapi setiap peristiwa dalam hidup. “Bisa dicoba, nih.”

Memilih kisah romansa persahabatan sebagai kisah pembuka. Cerita jatuh cintanya pada seorang sahabat tunarungunya. Ditutup dengan kisah ketergantungannya pada sebotol minyak kayu putih. Di antara keduanya terselip naskah-naskah kehidupan lain yang tak sempurna. Mulai dari tukang bakso, hingga kura-kura. Filosofi mimpi hingga energi positif. Dan lainnya yang kalau saya sebutkan takut jadi spoiler.

Sembari didampingi sketsa-sketsa halus pada setiap bab membuat setiap tokohnya semakin hidup. Dengar-dengar sih sang penulis seorang lulusan seni rupa kampus ternama di Bandung. Namun hebatnya, ia tidak menjadikan pembaca seakan mengalami kisah-kisah tersebut. Karena faktanya, semua itu bukan kisah kita, melainkan kisah sang Kembangmanggis. Hebatnya, ia berhasil membuat pembaca belajar dari kisah hidup tokoh tersebut yang seakan nyata terjadi. Walaupun entah itu benar terjadi atau tidak. Masa bodoh, yang penting nilai di dalamnya menurut saya berhasil tersampaikan. Bahkan terkadang saya ingat di sela-sela aktivitas saya.

Ditambah lagi, saya sebagai pecinta keindahan sebuah tempat, pulau, kota, kabupaten, desa, pantai, gunung, pesantren, dan berbagai tempat lainnya, buku ini membuat saya jatuh cinta pada Bogor kala itu. Sebagai pecinta kota Malang dan Bintaro, saya menjadi tertarik dengan kesederhanaan Bogor yang digambarkan di dalamnya. Mayoritas kisahnya mengambil suasana Bogor kala pagi, siang, sore, malam. Kala panas, terik, hujan, dan padam. Banyak kearifan lokal yang digambarkan. Saya dibuatnya penasaran “Bagaimana ya rasanya tinggal di Bogor?”.

Hal penting terakhir yang ingin saya bagi, setiap kisah membukakan pintu ide bagi saya untuk mulai belajar menggambarkan tulisan-tulisan saya melalui cerita. Karena seorang penulis dan editor pernah mengatakan pada saya bahwa “Cerita akan lebih menarik dibaca daripada literasi-literasi berbahasa berat.” Bagi para remaja, ini bisa menjadi umpan di setiap tulisan untuk mengajak remaja lainnya gemar membaca. Oya, saya hanya baru belajar menulis, seperti anak kecil.

Saya tidak suka memberi peringkat pada buku, karena tidak ada buku bagus atau jelek. Semua buku ditulis untuk memberi manfaat pada pembacanya. Yang ada hanya buku apa yang sedang ingin dibaca oleh si pembaca.

Buku ini asyik dibaca, tidak berat, dan membuat saya menjadi “Baca ini ah, mumpung lagi gabut”. Sebuah buku yang berhasil membuat saya mulai merutinkan aktivitas membaca saya-yang tidak pernah serutin ini sebelumnya.

Bagi kalian yang merasa ingin lebih produktif di waktu luangnya dengan membaca, kalian yang bingung buku apa yang cocok untuk memulai hobi membaca, dan kalian yang butuh hiburan buku ringan namun tetap berfaedah, maka buku ini menjadi buku terbaik yang saya rekomendasikan.

Leave a comment