Sekeloa, Satu Jalan Kenangan di Kota Bandung


https://www.kompasiana.com/masjawski/552aa881f17e61ff2cd623be/sekeloa-satu-jalan-kenangan-di-kota-bandung

Kreator: Wijanarko Dwi Utomo

Sekeloa. Bagi warga kota Bandung tentu sudah akrab mendengar nama ini, tapi tentu tidak bagi orang pendatang seperti diri saya ketika itu.

Kesan mendalam yang tinggal membekas di memori saya tentang Sekeloa adalah sebuah jalan sempit berkelok yang menghubungkan antara Jalan Dipati Ukur dan Jalan Tubagus Ismail. Sebuah kawasan padat penduduk di dekat kampus UNPAD dan ITB, sehingga membuat banyak mahasiswa memutuskan untuk indekost di kawasan ini.

Saya pertama kali datang ke Sekeloa pada tahun 1996, saat masih duduk di bangku kelas 3 SMA. Turun dari bis malam di jalan Ambon, saya sempat jalan kaki melalui jalan Seram, mencari telpon umum kartu untuk menghubungi rumah kos teman saya. Tujuan saya datang ke sana ketika itu adalah mengunjungi seorang kakak kelas yang sedang kuliah di jurusan Teknik Penerbangan ITB. Agenda saya ke Bandung adalah memenuhi undangan panitia ‘Festival Paduan Suara ITB’ yang akan melaksanakan ‘Technical Meeting’ di hari berikutnya.

Sekeloa ketika masih terasa dingin di pagi hari. Airnya sungguh sangat dingin menusuk tulang, membuat menggigil siapa saja yang tidak biasa dengan dinginnya air kota Bandung. Di Sekeloa inilah saya mendapat pengalaman pertama kali berinteraksi langsung dan dekat dengan kehidupan mahasiswa rantau yang sedang menuntut ilmu di kota Bandung.

Mungkin karena dari pengalaman itulah sehingga tertanam dalam hati sanubari saya bahwa kelak saya pun ingin kuliah di kota Bandung, walau saat itu belum tahu mau ambil jurusan apa dan di perguruan tinggi mana.

Terakhir saya menginjakkan kaki di jalan Sekeloa sekitar tahun 1998. Sekarang, saya tidak tahu lagi bagaimana suasananya di dalam sana. Yang terlihat dari ujung jalan Dipati Ukur, masih padat dan berkelok.

Salam!

Leave a comment