Istidraj

Oleh: Iim Fahima Jachja

Ada yang mengeluh di sosmednya kenapa rejeki finansialnya dikit padahal sudah rajin ibadah, nutup aurat, di rumah saja dll, sementara teman-temannya yang buka-bukaan aurat, dugeman malah rejekinya banyak.

Lalu banyak orang menjawab di kolom komen bahwa teman-temannya itu sebetulnya sedang mengalami istidraj, yaitu jebakan kenikmatan duniawi yang membuat orang lupa diri dan terus bermaksiat karena merasa tetap diberi Allah kesenangan yang berlimpah.

Begini ya teman-teman yang Islam, daripada ngatain orang yang lebih makmur finansial kena istidraj, akan lebih bener kalo kita instrospeksi: Kenapa saya ga segera ketrima kerja? Kenapa gaji saya kecil? Apa problem karakter yang harus saya selesaikan supaya kondisi finansial saya membaik?

Apakah skill yang saya punya relevan dengan kebutuhan saat ini? Apakah saya cukup bisa kolaborasi dengan orang lain? Apakah saya senang belajar hal baru? Apakah saya punya rasa percaya diri yang cukup? Apakah saya helpful? Apakah saya punya daya juang yang baik?Apa saya punya working attitude yang baik? Apakah saya punya network yang baik? Apakah saya doyan mengeluh? Dll.

Semua pertanyaan yang sifatnya introspeksi di atas, adalah faktor fundamental yang menentukan apakah seseorang akan meningkat kondisi finansialnya. Bayangkan jika kesimpulannya hanya sebatas ngatain orang lain istidraj, maka kita akan terus stuck di posisi yang sama: Ilmu ga nambah, duit ga nambah, yang terus nambah cuma rasa iri pada keberuntungan orang lain.

Btw, hati-hati ya ngatain orang istidraj, bisa kepleset malah jadinya kita yang sombong, merasa lebih beriman, merasa lebih bener jalan hidupnya

Leave a comment