NILAM SARI

Aku turun angkot di perempatan koto salayan ini, terlihat tanda panah bahwa puskesmas berada sekitar 300  meter  dari simpang tersebut.  Dari sana tidak ada angkot langsung ataupun tukang ojek  menuju ke puskesmas. Jika ingin menumpang ojek maka aku harus naik dari pasar Aur. Menurut ukuranku yang sudah terbiasa jalan kaki, jarak 300 meter ini cukup dekat.

Ada dua alternatif rute, namun setelah mempelajari waktu tempuh inilah rute yang paling singkat dari rumahku. Tidak melewati kawasan macet dan hanya perlu jalan kaki sedikit saja. Alhamdulillah dari hari pertama aku belum pernah terdeteksi telat oleh mesin absen. Jika tidak ingin jalan kaki, bisa saja naik angkot dengan rute yang memutar, sudah aku coba ternyata jalurnya terlalu panjang, menghabiskan waktu sampai dua kali lipat.

Nah, itu Puskesmas di bawah sana berlatar rumpun bambu, jalan agak menurun. Di sebelah kanan adalah sawah yang posisinya lebih rendah dari jalan raya, sebelah kiri masih berupa tebing² yang tak begitu tinggi. Beberapa tebing sudah didatarkan dan dibangun rumah.

Aku belok kanan sedikit sekedar untuk memotret, terlihat panah nomer satu adalah bagian belakang  puskesmas yang berpagar. Jika ingin main ke sawah bisa turun lewat jalan kecil persis di sisi puskesmas.

Ruang kerjaku berada paling depan menghadap jalan, jadi pemandangan dari jendelaku adalah halaman depan puskesmas dan lahan kosong di seberang jalan. Untuk melihat Gunung Marapi dan Singgalang harus berdiri di pagar samping puskesmas, karena bagian belakang tertutup tebing dan rumpun bambu yang lumayan tinggi

Panah nomer dua itu adalah aliran air dari Batang Tambuo, yang digunakan petani untuk mengairi sawah. Cabang sungainya sudah sangat kecil, meskipun tak  bisa juga menyeberang dengan sekali lompat.

Airnya tidak bening, mungkin terbawa lumpur dari tebing yang longsor. Aliran air seukuran ini biasanya disebut ‘banda’  sekedar parit saja. Kurasa cukup untuk keperluan  bapak ibu tani dalam menggarap sawah.

Sudah sampai di jalan  NJ. Dt. Mangkuto Ameh. Aku perhatikan di Bukittinggi nama jalan lebih banyak menggunakan nama tokoh masyarakat atau pahlawan. Dari jalan besar sampai jalan kecil.

Nama puskesmasnya cantik ya, Nilam Sari 💜 Berasal dari nama Almarhumah yang menghibahkan tanahnya untuk didirikan puskesmas ini. Parak Congkak adalah nama kampungnya. Jika warga ditanya dimana letak  Jl. NJ. Dt. Mangkuto Ameh..? biasanya tidak tahu. Selalu harus sebutkan nama kampungnya, baru bisa menunjukkan dengan jelas. Parak = Kebun, Congkak = pohon Congkak.

 

Tiap pagi sabtu ada kegiatan senam bersama dengan seragam pink

Leave a comment