Nagari 1000 Rumah Gadang

sumber: HarianHaluan.com

HARIANHALUAN.COM – Kawasan 1000 Rumah Gadang memiliki pesona indah yang sangat artistik dan instagramable. Walaupun begitu, situs wisata budaya memukau ini jarang diketahui oleh wisatawan.

Nagari 1000 Rumah Gadang terletak di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Indonesia. Situs wisata budaya ini menawarkan pesona dari banyaknya rumah Gadang yang menjadi rumah tradisional Minangkabau.

Nagari 1000 Rumah Gadang ini sebenarnya menjadi representasi dari perkampungan masyarakat Minangkabau pada masa lampau yang pada tahun 2013 mulai dijadikan destinasi wisata yang menawarkan gaya kehidupan masyarakat setempat.

Selain mengetahui hal tersebut, Nagari 1000 Rumah Gadang ini memiliki banyak fakta menarik di balik pesona Nagari 1000 Rumah Gadang:

1. Memiliki nama panjang

Sebenarnya Nagari 1000 Rumah Gadang ini memiliki nama panjang. Nama panjang objek wisata ini ialah Kawasan Seribu Rumah Gadang Alam Surambi Sungai Pagu. Dinamakan demikian karena kawasan ini terletak di Kecamatan Sungai Pagu.

Alam Surambi Sungai Pagu sendiri merupakan sebuah wilayah adat di Solok Selatan yang memiliki tiga kecamatan.

2. Pernah dinobatkan sebagai Kampung Adat Terpopuler

Pada tahun 2017, Kawasan 1000 Rumah Gadang dinobatkan sebagai Kampung Adat Terpopuler dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017. Penobatan ini diraih melalui sistem vote lewat media sosial.

Suara untuk Kawasan 1000 Rumah Gadang mencapai 50 %. Bahkan mengalahkan Kete’ Keshu Kabupaten Toraja Utara dengan perolehan suara sebanyak 17% dan Kampung Wisata Mangeman Kabupaten Bantul sebanyak 11% dalam perebutan penghargaan Kampung Adat Terpopuler API 2017 yang digelar oleh Kementerian Pariwisata RI.

Penghargaan itu diberikan langsung oleh Menteri Pariwisata kepada Bupati Solok Selatan tanggal 25 November 2017.

3. Jumlah Rumah Gadang di kawasan ini tidak mencapai 1000

Walaupun memiliki nama ‘Nagari 1000 Rumah Gadang’, namun nyatanya Rumah Gadang yang ada di kawasan ini tidak mencapai 1000 bangunan.

Menurut Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga setempat, terdapat sekiranya 174 rumah Gadang dengan berbagai bentuk. Sayangnya belum bisa dipastikan model rumah gadang apa saja yang berada di kawasan itu.

4. Menjadi tempat tinggal berbagai suku Minangkabau

Sejumlah suku Minangkabau bermukim di Nagari 1000 Rumah Gadang. Suku Minangkabau tersebut meliputi Durian, Panai, Bariang, Malayu, Kampai, Koto Kaciak, Tigo Lareh, dan Sikumbang.

Setiap suku Minangkabau yang bermukim di sini memiliki rumah gadang kaumnya masing-masing. Dengan adanya Keberagaman suku yang bermukim di Kawasan 1000 Rumah Gadang ini menunjukan bahwa di daerah tersebut telah menjunjung tinggi dan memelihara toleransi sejak zaman dahulu.

5. Menjadi peninggalan bendawi Kerajaan Sungai Pagu

Dahulu di wilayah ini berdiri sebuah kerajaan bernama Kerajaan Sungai Pagu dan kawasan Nagari 1000 Rumah Gadang ini menjadi salah satu peninggalan bendawi kerajaan tersebut.

Kerajaan Sungai Pagu atau Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu merupakan sebuah kerajaan yang berdiri pada abad 16 di daerah Solok Selatan sekarang.

Kerajaan ini berpusat di Pasir Talang (Solok Selatan) dengan daerah rantaunya yaitu Bandar Sepuluh. Kerajaan Sungai Pagu membentang dari Surian hingga rantau XII Koto (Sangir).

6. Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan telah menetapkan setidaknya 125 rumah Gadang Dari seluruh jumlah rumah gadang yang ada sebagai cagar budaya.

Hal ini didasarkan melalui SK Bupati Solok Selatan No: 556.334-2017 mengenai Penetapan Rumah Gadang, Balai Adat, Surau, Masjid, dan Makam yang Berlokasi di Sungai Pagu sebagai Bangunan dan Struktur Cagar Budaya.

7. Pernah Menjadi Lokasi Syuting Film Layar Lebar

Pada tahun 2011, Kawasan Nagari 1000 Rumah Gadang pernah menjadi lokasi syuting film layar lebar berjudul “Di Bawah Lindungan Ka’bah”.

Di Bawah Lindungan Ka’bah merupakan film drama remaja Indonesia yang disutradarai oleh Hanny R. Saputra dan dirilis pada tahun 2011. Film ini dibintangi oleh Herjunot Ali dan Laudya Cynthia Bella.

Di Bawah Lindungan Ka’bah menjadi film adaptasi dari novel karya Buya Hamka yang berjudul sama pada tahun 1978. Film ini berlatar belakang perkampungan Minangkabau di Sumatera Barat tahun 1920-an.

Di Bawah Lindungan Ka’bah menceritakan kesetiaan dan pengorbanan cinta seorang pemuda bernama Hamid yang lahir dari keluarga kurang mampu dan hanya dibesarkan oleh seorang ibu.

8. Nama kawasan ini diberi oleh putri Bung Hatta

Kawasan Nagari 1000 Rumah Gadang merupakan nama yang diberi oleh putri Bung Hatta. Awal mulanya ketika Meutia Farida Hatta Swasono, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada masa itu, berkunjung ke kawasan ini pada tahun 2008.

Lantas Ia memberikan julukan kepada daerah Solok Selatan sebagai Nagari 1000 Rumah Gadang. Hal ini dikarenakan masih banyaknya rumah gadang di sana.

Itulah ulasan 8 fakta menarik di balik pesona Nagari 1000 Rumah Gadang yang menjadi peninggalan Kerajaan Sungai Pagu, bahkan menjadi lokasi syuting film layar lebar.

Leave a comment