sumber: Twitter Iim Fahima Jachja
Ngliat berita anak nge bully teman sekolah, padahal ortunya baik dan peduli keluarga.
Yang begitu, sangat bisa terjadi. Biasanya karena anak kena pengaruh lingkungan dan sosmed, sementara ortunya kurang aware/anaknya ngumpet-ngumpet.
Masuk remaja, pengaruh lingkungan dan sosmed makin besar.
Apa yang bisa dilakukan orangtua?
- Pastikan ortu jangan kalah dekat dibanding teman2 dan sosmed. Banyakin ngobrol, bangun situasi dimana si remaja mau berbagi cerita dari hal kecil hingga besar.
- Pastikan ortu memiliki karakter yang di-respect oleh anak sehingga si remaja mau mendengar apa kata ortu. Jangan cuman bisa nasehatin tapi kelakuan bertentangan.
- Jika ada yang sikap/pandangan si remaja yang ga sesuai value keluarga, dicari akarnya dan dikoreksi SEGERA. Jangan nanti-nanti, ntar keburu basi dan ketumpuk isu lain.
- Ortu harus punya ilmu, supaya bisa mengimbangi obrolan anak. Jika ilmunya kurang, bantu si anak ketemu ahlinya yang kita percaya. Misal: Anak mau diet ketat, dikasitau ortu tentang gizi kok ndak nurut. Ketemukan dia dengan nutrisi untuk ngasi tau yang bener.
- Kalau dulu ada ungkapan “santai aja, anak pasti mencontoh orangtuanya, yang penting kelakuan kita layak dijadikan contoh”
Unfortunately, di era sosmed ini, JADI CONTOH SAJA TIDAK CUKUP, ORTU HARUS AKTIF MEMBANGUN DIALOG. Meluruskan cara pandang yang salah dan mengaktifkan kognitif anak supaya kedepan mereka bisa mikir dengan bener.
Kenapa jadi contoh saja ga cukup? Kenapa harus intens membangun dialog? Karena lawan kita adalah sosmed, WA dll yang berkomunikasi intens dengan anak-anak hampir 24 jam.
- Carikan lingkungan yang baik dan perhatikan betul lingkungan tempat anak kita kumpul.
Hanya karena sekolahnya religius, bukan jaminan lingkungannya bener. Hanya karena lingkungannya elit, bukan jaminan manusianya pasti terdidik.
- Kalo ngos-ngosan dengan enam ikhtiar di atas, jangan lupa serahkan pada gusti Allah, yang maha memelihara semua mahluk dan yang membolak-balikkan semua hati. Doakan saja semoga Allah selalu menjaga mereka.
- Last but not least, ditengah dunia yang keras, tetaplah lembut. Karena anak-anak butuh rumah untuk mereka pulang, merasa aman dan tenang. Rumah itu adalah … orangtuanya sendiri.
.
.
.
Catatan dari seorang ibu dengan anak remaja yang kadang ngos-ngosan juga menemani anak tumbuh di era sosial media.
