
Burung Ayam-ayaman
Burung dapat menemukan banyak makanan di sawah, termasuk biji-bijian, serangga, dan invertebrata air seperti kepiting dan udang.
Karena lebih sering ditemukan di sawah dibandingkan di tempat lain, beberapa jenis burung, termasuk burung padi dan cucak rowo, bahkan disebut sebagai “burung sawah”.
Selain itu, sawah merupakan tempat yang baik bagi burung untuk bersarang dan mencari perlindungan.
Burung dapat membangun sarangnya pada tanaman yang tumbuh di sawah atau di gundukan padi. Beberapa burung, seperti perkutut dan burung pipit sawah, umumnya membangun sarangnya di dalam gundukan padi yang masih berkembang.
Sementara itu, adas manis mekar dan di pinggir sawah, burung cucak rowo biasanya membangun sarangnya di tengah dahan tanaman seperti bambu atau semak.
Oleh karena itu, sawah sangat penting bagi ekosistem secara keseluruhan dan kelangsungan hidup berbagai spesies burung.
Jenis burung sawah yang sangat mudah dijumpai.
- Bondol
Jenis burung sawah yang sangat mudah di jumpai pertama ada burung bondol Seekor burung pengicau kecil yang dikenal sebagai burung Bondol Jawa, atau Lonchura leucogastroides dalam jargon ilmiah, adalah pemandangan umum di Jawa dan Bali, Indonesia.
Burung ini berukuran kecil, dengan panjang tubuh hanya 10 cm. Burung Bondol Jawa mempunyai bulu berwarna putih pada bagian bawah dan bulu berwarna coklat keabu-abuan pada bagian atas.
Selain hutan dan perkotaan, perkebunan dan pertanian juga menjadi rumah bagi burung Bondol Jawa biasanya, mereka memakan serangga mikroskopis dan biji-bijian dan kerap menjadi hama bagi petani sawah karena memakan padi yang siap panen.
- Burung Cici sawah
Jenis burung sawah yang sangat mudah dijumpai ke 2 yaitu burung cici sawah, Cici Sawah atau Burung Padi mempunyai bulu berwarna coklat muda pada tubuh bagian bawah dan coklat kekuningan pada tubuh bagian atas, Panjang tubuhnya sekitar 13 hingga 14 cm dan berat sekitar 11 hingga 13 gram.
Biasanya, burung padi berburu di tanah, lalu memakan biji-bijian, serangga, dan invertebrata kecil lainnya.
Mereka biasanya membangun sarang di antara gundukan padi atau di atas rumput yang tumbuh di sawah, dan mereka bertelur tiga hingga lima telur setiap kali membangun sarang.
Di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, burung padi dapat diamati berkembang biak pada musim hujan.
Burung Padi merupakan burung yang mudah dikenali dan banyak dicari, oleh para pengamat burung karena keindahan suaranya dan keberadaannya yang sering dijumpai di area persawahan dan pertanian.
3. Burung Perkutut
Jenis burung sawah ke 3 ada burung Perkutut, Perkutut, kadang-kadang dikenal sebagai merpati zebra, adalah burung pengicau yang tersebar luas di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Mereka juga dikenal sebagai burung belang karena pola belang hitam putih unik yang menutupi leher dan perutnya. Perkutut biasanya memiliki berat antara 60 dan 80 gram dan memiliki ukuran tubuh 22 hingga 25 cm.Habitat umum burung perkutut meliputi ruang terbuka seperti taman, kebun, hutan sekunder, serta lokasi pinggiran kota dan pedesaan.
Mereka memakan buah, biji-bijian, dan serangga kecil, biasanya burung perkutut bertelur dua kali dan membangun sarangnya di tanah atau di lokasi rendah seperti semak belukar.
Burung perkutut dipelihara sebagai burung yang menarik selain berkicau, berkat pola garis-garisnya yang indah.
- Burung ayam – ayaman
Satu-satunya spesies burung dalam genus Gallicrex adalah burung ini, Burung ini merupakan satu-satunya anggota genus Gallicrex.
Rawa-rawa di Asia Selatan, Tenggara, dan Timur adalah rumah bagi burung ini. Penyakit ini menyebar ke rawa-rawa di tempat-tempat seperti Pakistan, India, Sri Lanka, india, Filipina, Cina, dan Jepang.
Mereka membuat sarang dan bertelur tiga hingga enam telur di tengah vegetasi rawa. Burung yang hidup di wilayah sebaran biologisnya merupakan anggota keluarga Rallidae terbesar.
Tubuh burung rawa ini bisa diratakan agar bisa masuk melalui celah-celah akar pohon bakau atau semak belukar. Burung ini mempunyai jari kaki yang besar dan ekor yang pendek.
Anak burung jantan memiliki berat 476–650 g dan panjang mencapai 43 cm (17 inci). Warna umum Abu-abu dengan kaki kemerahan, tanduk, paruh, dan pelindung kepala. Burung Jantan memiliki warna yang lebih jelas di masa mudanya, yang semakin gelap seiring bertambahnya usia paruhnya berwarna kuning, sedangkan telurnya berwarna hijau.
5. Burung Kuntul
Kuntul kecil adalah burung yang sangat lazim ditemukan di seluruh dunia, dengan ciri khasnya berbulu putih, berukuran sedang dan memiliki paruh dan tungkai kaki berwarna hitam. Kuntul kecil sebagaimana burung-burung perancah lain menyukai kawasan lahan basah seperti sawah, sungai, kolam, danau dan pesisir.
Di Gorontalo, warga menyebutnya dengan nama duwayo, bercampur dengan sebutan jenis lain burung kuntul seperti kuntul besar dan kuntul kerbau. Kuntul kecil sering dijumpai berkerumun saat petani membajak sawah dengan air yang tergenang.
Mereka berebut makanan berupa serangga, ikan, katak dan krustasea yang bergerak melarikan diri saat mata bajak petani membongkar persembunyian mereka. Tak heran jika petani selalu dikerubuti burung kuntul kecil saat membajak sawah.
Burung kuntul kecil bisa ditemukan dalam kelompok burung atau sendirian, bisa bercampur dengan jenis lain saat mencari makan. Perilaku mencari makan satwa ini terlihat unik, ia akan mematok mangsanya di air, atau bahkan sambil bergerak mengejarnya. Ini berbeda dengan cara bebek mencari makan yang membenamkan paruhnya di air dan kemudian berjalan menyusuri sekitar, seakan mendeteksi mangsa dengan paruhnya.
Di Indonesia terdapat dua sub-jenis yang kadangkala saling tumpang tindih area, yaitu Egretta garzetta garzetta dan Egretta garzetta nigripes. Keduanya umumnya migran, tapi sudah banyak juga yang berbiak secara lokal di Indonesia
Burung ini mencari makanan dalam kelompok yang terpencar-pencar, sering bercampur dengan burung-burung perancah yang lain. Kadang-kadang terlihat mengejar mangsanya di tepian pantai di tempat yang dangkal. Burung kuntul kecil memangsa berbagai jenis ikan, kodok, krustasea, serangga air dan juga belalang.
Kuntul kecil bersarang dalam koloni, bercampur dengan burung-burung air lainnya. Sarangnya berupa tumpukan ranting-ranting serupa panggung, dibuat di pucuk-pucuk pohon, biasanya pohon yang tanahnya tergenang air. Menariknya lagi, burung kuntul kecil ini ternyata ada juga jenis migran. Ras migran burung ini mempunyai telapak kaki berwarna kuning. Jika berbiak tampak jambul di kepalanya dan ada warna biru di sekitar mata.
Ciri fisik ini yang dapat dijadikan pembeda dengan jenis yang menetap (residen). Kunikan lainnya burung ini adalah saat terbang pulang untuk tidur di tempatnya bermalam, kawanan burung ini akan membentuk formasi huruf V. Formasi terbang ini mudah diamati saat sore menjelang malam, mereka akan kembali ke tempatnya bermalam.

Burung Kuntul
