Dear parents..

oleh: Hasanudin Abdurakhman

Wahai para orang tua,
Kita ini bekerja, untuk menafkahi keluarga. Itu yang utama, bukan? Pencapaian, karir, prestasi, itu semua penting belaka. Tapi ingat, tidak boleh itu semua dicapai dengan mengorbankan keluarga. Sepakat?

Wahai para ayah,
Mencari nafkah memang tanggung jawabmu. Tapi mendidik anak juga tanggung jawabmu. Mencari nafkah dan mendidik anak adalah tanggung jawab utama yang ada di pundakmu. Ingat, ini bukan pilihan ganda, kalau kau sudah laksanakan satu tidak menggugurkan yang lain. Tidak bisa tugas ini kau pindahkan ke tangan istri. Istri punya tanggung jawabnya sendiri dalam mendidik anak. Jadi ia tidak mungkin menerima limpahan tugas darimu.

Maka, sisihkanlah waktu untuk anak. Bagaimana caranya? Kau orang dewasa, kau tahu caranya. Kalau kau bisa mengatur waktu untuk mengerjakan tugas di tempat kerja, maka kau mestinya tahu bagaimana menyediakan waktu untuk anak.

Kau mungkin akan berkata, waktu saya sudah habis. Benarkah? Sebenarnya waktumu tidak habis. Waktumu hanya kau habiskan bersama orang-orang yang bukan anakmu. Di tempat kerja, atau di warung kopi.

Wahai para ibu yang bekerja di luar rumah,
Bekerja itu tidak dilarang. Yang dilarang adalah menelantarkan anak. Maka kalau kau mau bekerja, pastikan anakmu tidak terlantar. Ingat, pekerjaan harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak, bukan kebutuhan anak yang harus disesuaikan dengan keperluan ibunya.
Maaf, banyak ibu yang menempatkan kerja pada prioritas pertama. Urusan pengasuhan anak ada pada prioritas nomor sekian. Pengasuhan dikerjakan dengan asal-asalan. Atau mereka kira bisa diselesaikan dengan pembayaran.

Wahai para orang tua,
Anda mungkin sangat menikmati waktu bercengkrama dengan kawan seusai jam kerja. Atau menikmati berbagai permainan dan hobi di akhir pekan. Tapi tidakkah lebih nikmat bila waktu tersebut dihabiskan bersama keluarga? Atau, apakah berkumpul dengan keluarga menjadi sesuatu yang menyiksa?

Leave a comment