
freepik
Tidak semua orang harus ke psikolog, terutama yang memiliki 5 kriteria di bawah ini:
1. Orang yang sudah sangat self-aware. Tahu apa yang dirasakan dan dipikirkan beserta penyebabnya. Tahu juga konsekuensi dari perilaku-perilakunya.
2. Punya strategi coping (penyelesaian masalah) yang sehat. Tahu apa yang harus dilakukan kalau lagi stress, tanpa merugikan diri sendiri / orang lain.Juga yang bisa berpikir jernih dan menganalisis opsi-opsi solusi dari masalahnya dengan efektif.
3. Senang belajar sendiri. Banyak baca buku tentang kesehatan mental (yang ditulis berdasarkan riset ya), ikut kelas dan workshop kesehatan mental, dan benar-benar mempraktikkan apa yang dipelajari.
4. Punya support system yang solid. Bisa jadi tempat cerita yang tidak judgemental. Membuat merasa diterima dan disayang.
5. Tidak sedang melewati transisi besar (menikah, baru punya anak, kehilangan seseorang, masalah finansial, dsb).
Bukan hanya salah satu kriteria, tapi ada kelimanya. Meskipun tidak perlu ke psikolog, tentu saja tetap boleh jika ingin ke psikolog. Karena akan dapat banyak insight jika bertemu dengan psikolog yang cocok. Jadi ada perspektif baru.
sumber: Instagram @farraas
Tentu saja gangguan kesehatan mental yang tidak segera mendapatkan penanganan berpotensi memburuk hingga menimbulkan berbagai komplikasi serius yang berbahaya.
Tidak hanya berbahaya bagi diri sendiri, tetapi juga terhadap orang lain. Oleh karena itu, segera bicara ke psikolog jika anda mengalami kondisi berikut:
- Sedih berkepanjangan
Sedih adalah perasaan yang normal, tapi jika terjadi terus-menerus tanpa alasan jelas, kamu perlu bicara dengan psikolog.
Terlebih jika perasaan sedih berkepanjangan muncul bersama dengan hilangnya minat beraktivitas dan membuat kamu menarik diri dari pergaulan.
Sebab, kondisi sedih berkepanjangan tanpa alasan yang jelas termasuk masalah kesehatan mental yang bernama hypophrenia.
Jika anda pernah mengalaminya, kenali lebih jauh Hypophrenia, Menangis Tanpa Alasan yang Perlu Diketahui.
- Stres jangka panjang
Stres adalah kondisi psikis seseorang yang mengalami tekanan, baik secara emosi maupun mental. Kondisi ini muncul dengan rasa kegelisahan, kecemasan, dan mudah tersinggung.
Pada kasus stres jangka panjang, pengidapnya menarik diri dari lingkungan, nafsu makan berkurang, mudah marah, serta melakukan perilaku kurang sehat untuk mengurangi stres seperti merokok, minum alkohol, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Stres yang terjadi pada seseorang tentu berdampak negatif pada kondisi fisik.
Misalnya, menyebabkan gangguan tidur, lelah, sakit kepala, sakit perut, nyeri dada, nyeri otot, penurunan gairah seksual, obesitas, hipertensi, diabetes, hingga gangguan jantung.
- Kecemasan yang sulit terkendali
Rasa cemas merupakan perasaan yang wajar. Namun, jika rasa cemas terjadi secara berlebihan dan sulit untuk kamu kendalikan, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gangguan kecemasan biasanya muncul dengan badan gemetar, jantung berdebar, sesak napas, kelelahan, otot menjadi tegang, tubuh berkeringat, sulit tidur, sakit perut, pusing, mulut terasa kering, kesemutan, hingga hilangnya kesadaran.
Catat, Ini Psikolog dan Psikiater yang Bisa Jadi Tempat Konseling di Halodoc.
- Perubahan suasana hati yang ekstrem
Kondisi lain yang perlu penanganan dari psikolog adalah perubahan suasana hati yang ekstrem atau istilah lainnya adalah mood swing.
Kondisi ini terjadi dengan gejala berupa perubahan suasana hati yang mendadak, bergantian antara perasaan bahagia (positif) ke perasaan marah, tersinggung, atau depresi (negatif) dalam waktu singkat.
Pada kasus yang parah, perubahan suasana hati bisa menyebabkan kecemasan berlebihan, mudah marah, sulit fokus dan konsentrasi, mudah berprasangka buruk, halusinasi, dan depresi.
- Paranoid
Seseorang yang mengalami paranoid menganggap bahwa orang lain akan mengeksploitasi, menyakiti, atau menipu tanpa adanya bukti dan alasan jelas.
Gejala paranoid meliput tidak percaya dengan orang lain, cenderung menarik diri dari pergaulan, dan sulit bersikap santai karena hidup dipenuhi kecurigaan.
Biasanya, tanda gangguan kepribadian paranoid mulai muncul pada usia remaja atau dewasa asal. Ini Ciri Paranoid yang Sering Terjadi, Simak Ulasannya.
- Berhalusinasi
Halusinasi adalah gangguan persepsi yang membuat seseorang merasakan mendengar, mencium aroma, atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Halusinasi tidak boleh kamu anggap sepele dan perlu segera mendapat penanganan dari psikolog karena bisa menjadi ancaman bagi diri sendiri dan orang lain.
- Menyakiti diri sendiri
Ada banyak tindakan menyakiti diri sendiri, misalnya memukul atau menggoreskan benda tajam ke kulit.
Jika kamu dengan atau tanpa sadar memiliki kebiasaan menyakiti diri sendiri, segera bicara pada psikolog. Pada kasus yang parah, tindakan ini bisa berujung pada percobaan bunuh diri.
sumber: halodoc.com
