
Rumah Gadang Beton – Photo Ian Piliang on Flickr
Oleh: Oki Saputra (westsumatra360.com)
Rumah Gadang beton pertama di dunia berada di Jorong Koto Malintang, Kenagarian Koto Tangah, Kec. Tilatang Kamang, Kab. Agam.
Lokasi ini dapat ditempuh sejauh 3 jam dari Kota Padang Berjarak dengan jarak tempuh sekitar 134 km dan akses jalan yang baik.
Pendiri Rumah Gadang Beton
Rumah Gadang yang megah itu didirikan oleh seorang tokoh ternama yaitu Demang Ampek Angkek Tilatang, yang dikenal dengan nama Djaa Datoek Batoeah (Datuak Batuah).
Walaupun tidak disebutkan secara spesifik tahun pembangunannya, namun rumah tersebut menjadi salah satu kebanggaan dalam sejarah arsitektur dan budaya Minangkabau.
Keistimewaan Rumah Gadang tersebut selain dibangun dengan beton yang megah pada zamannya, juga terletak pada lokasinya yang strategis.
Bangunannya mampu menarik perhatian dari jalan raya Pakan Kamih, memberikan pesona tersendiri bagi yang melintas di sekitarnya.
Keberadaan Rumah Gadang Beton bukan sekadar struktur fisik biasa, tetapi juga simbol kejayaan dan identitas budaya masyarakat Minangkabau.

Rumah Gadang Beton Photo – Instagram @mzakii22
Peralihan Bahan dalam Pembangunan Rumah Gadang
Arsitektur tradisional Minangkabau merupakan suatu karya seni yang menggambarkan adaptasi yang luar biasa terhadap iklim tropis dan kondisi topografi wilayah Sumatera Barat.
Bangunan-bangunan tradisional ini telah teruji kehandalannya dalam menghadapi bencana alam, seperti gempa bumi yang sering melanda daerah ini.
Salah satu ciri utama dari arsitektur tradisional Minangkabau adalah penggunaan material utama berupa kayu. Namun, dengan semakin langkanya sumber daya alam ini, terutama kayu, banyak masyarakat yang beralih menggunakan material modern dalam pembangunan rumah.
Walaupun hingga saat ini masih terdapat perbedaan pandangan tentang asal-usul bentuk atap gonjong rumah gadang. Bahkan dalam tambo disebutkan bahwa atap rumah gadang berkaitan dengan dengan bentuk tanduk kerbau, haluan kapal, atau bahkan daun sirih bersusun. Namun begitu, dengan adanya Rumah Gadang berbahan beton pertama di dunia menjadi ciri khas tersendiri seperti memasuki era baru.
Rumah Gadang ini dibangun oleh Djaa Datuk Batuah, yang juga dikenal sebagai Demang Cingkuak, sekitar tahun 1927-an, pada masa pemerintahan Demang Cingkuak. Walaupun tanggal pastinya tidak tercatat secara eksplisit, bangunan ini merupakan kebanggaan dan penanda penting bagi masyarakat setempat.
Lokasinya yang strategis membuatnya menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya, serta melahirkan berbagai tokoh dan akademisi yang berjasa bagi Sumatera Barat.
Pada masa kini, meskipun banyak rumah tradisional Minangkabau telah digantikan oleh bangunan modern, tetapi tetap ada upaya pelestarian arsitektur tradisional ini.
Rumah gadang berbahan beton yang dibangun oleh Datuk Batuah menjadi bukti nyata keberlanjutan arsitektur tradisional Minangkabau. Meskipun terbuat dari bahan yang berbeda, rumah ini tetap mempertahankan keindahan dan kekuatan konstruksi yang menjadi ciri khas Rumah Gadang.
Keberadaannya yang masih kokoh dan terawat hingga kini yang menunjukkan pentingnya pelestarian warisan budaya oleh masyarakat setempat.
Selain sebagai tempat tinggal, Rumah Gadang ini juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Minangkabau. Misalnya sebagai pusat informasi adat di kenagarian Koto Tangah, rumah ini menjadi tempat berkumpul dan berbagi pengetahuan tentang tradisi dan budaya lokal.
Dengan sejarah yang panjang dan peran yang penting dalam kehidupan masyarakat, Rumah Gadang berbahan beton ini menjadi simbol kebanggaan dan pemilihan bahan menandakan era modern di Sumatera Barat.
Upaya pelestarian dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya menjadi tanggung jawab bersama untuk melestarikan warisan berharga ini bagi generasi mendatang.
Semoga rumah gadang indah ini terus dapat berdiri kokoh sebagai penjaga sejarah dan kebudayaan Minangkabau.
