Mengulik Istilah “Maknyus”

sumber: Kompas.com

Presenter yang juga pemerhati kuliner Nusantara, Bondan Winarno tutup usia pada usia 67 tahun. Bondan terkenal lekat dengan jargonnya “Maknyus” setiap kali almarhum mencicipi kuliner di Indonesia.

Istilah “maknyus” dari Bondan tak hanya ia sebut dalam setiap program di televisi. Almarhum juga membuat beberapa buku dengan judul yang mengandung istilah tersebut.

Lantas apa arti dari istilah “maknyus” yang seringkali digunakan almarhum Bondan?

Dosen Sastra Universitas Indonesia, Ibnu Wahyudi,mengatakan istilah “Maknyus” merupakan sebuah kosa kata atau ungkapan yang berasal dari Bahasa Jawa.

“Bahasa Jawa itukan banyak yang diungkapkan namun susah diartikan. Nah, banyak (Bahasa Jawa) yang berawalan ‘Mak’. Biasanya untuk menguatkan realitas kenyataan itu,”.

Contoh bila seseorang bertemu seseorang di pasar atau tempat lainnya tetapi pertemuan tersebut terjadi di luar dugaan Anda. Karena posisinya, Anda bisa saja sedang menyukai atau bahkan tidak menyukai orang tersebut. “Biasanya nyebutnya Makjegagik, ada juga misalnya melempar benda ke sumur, Makplung,”

Dengan demikian, istilah maknyus ini merupakan sebuah kata yang menggambarkan kenikmatan dan kelezatan. Kata nyus sendiri biasanya digunakan untuk makanan. Sementara kata mak, semacam imbuhan untuk menegaskan sesuatu. “Sepanjang yang saya tahu, ‘mak’ itu sesuatu yang tidak punya makna tetapi punya peran memperkuat kata yang ada di belakangnya. Jadi kalau ‘maknyus’ itu (dapat menggambarkan) nuansanya (makanan) lezat sekali,”.

Istilah maknyus sendiri tidak dapat dideskripsikan dengan bahasa Indonesia. Istilah tersebut menggambarkan rasa kuliner yang lebih dari lezat. Terakhir, Ibnu Wahyudi mengatakan bahwa selama ini sangat terkesan dan mengapresiasi sosok almarhum Bondan. Menurut dia, almarhum selalu menghayati setiap memandu acara kuliner.

“Kalau (almarhum) Mas Bondan memang orang yang sangat layak, karena almarhum tahu persis apa yang dimakan dan komentarnya yang lengkap dan saya sangat kehilangan,” kata beliau.

Adapun almarhum pernah membuat buku-buku yang mengangkat soal kuliner Nusantara, beberapa diantaranya dengan judul “100 Maknyus Jakarta”, “100 Maknyus Bali”, “100 Makanan Tradisional Indonesia Maknyus”, dan “Jalansutra: Kumpulan kolom tentang Jalan-jalan dan Makan-makan di Suara Pembaruan Minggu dan Kompas Cyber Media”.


Semasa hidupnya, Bondan telah mengeluarkan beberapa buku bertema kuliner nusantara. Kuliner nusantara yang kian terpinggirkan kemudian di angkat kembali lewat buku-buku tulisannya. Berikut KompasTravel himpun 4 buku kuliner yang pernah ditulis oleh Bondan Winarno.

1. 100 Maknyus Jakarta

Banyaknya aneka kuliner nusantara khususnya makanan betawi membuat Bondan tertarik untuk menulis buku seputar kuliner Jakarta. Konten yang disajikan pada buku ini pun mendetail, dilihat dari adanya keterangan dan resep generik masakan tersebut.

Melalui buku ini, pembaca dapat menemukan berbagai varian makanan betawi untuk referensi Anda berwisata kuliner. Buku 100 Maknyus Jakarta lantas berhasil mendapatkan penghargaan “Best in the World in 2014” dan “Best of the Bests in 2015 Frankfurt Book Fair”. Buku ini dan buku 100 Maknyus Bali disusun Bondan Winarno bersama rekan-rekannya yaitu Lidia Tanod dan Harry Nazarudin.

2. 100 Maknyus Bali

Pulau Dewata dikenal sebagai pulau tersohor dengan keindahan alam, keunikan budaya, dan keramahan masyarakatnya kini semakin dikenal dengan kekayaan kulinernya. Bondan pun tertarik untuk menyorot beragam kuliner yang dihadirkan di Pulau Dewata.

Melalui buku ini, Bondan ingin kembali menaikan pamor makanan tradisional Bali dengan makanan internasional yang hadir di tanah Bali.Pembaca akan disajikan 50 makanan tradisional Bali termasuk resep, foto dan lokasi restoran yang menyajikan dan 50 restoran internasional pilihan di Bali lengkap dengan lokasinya. Sebuah buku yang tepat untuk menyingkap kuliner Bali.

3. 100 Makanan Tradisional Indonesia Maknyus

Kekayaan kuliner Indonesia sangatlah beragam. Lewat kacamata seorang Bondan Winarno, buku ini kemudian mencoba merangkum 100 kuliner nusantara maknyus dan kemudian diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas.

Buku terbitan tahun 2003 ini lengkap berisikan kuliner dari beragam provinsi di Indonesia, termasuk Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Banten, dan lainnya. Buku ini juga dilengkap dengan deskripsi, foto berwarna, resep, dan alamat rumah makan favorit Pak Bondan.

4. Jalansutra : Kumpulan kolom tentang Jalan-jalan dan Makan-makan di Suara Pembaruan Minggu dan Kompas Cyber Media

JalanSutra sendiri merupakan suatu komunitas yang bergerak di bidang kuliner. Bondan Winarno selaku perintis komunitas Jalansutra menggerakan komunitas sebagai rasa kecintaanya terhadap kuliner nusantara.

Lewat bukunya, Bondan menceritakan perjalanannya dalam mengeksplorasi kuliner nusantara. Buku tersebut adalah kumpulan tulisan-tulisannya yang diterbitkan di Suara Pembaruan dan Kompas.com. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 2003 oleh penerbit JalanSutra.

One thought on “Mengulik Istilah “Maknyus”

Leave a comment