
Simpang Kangkuang di Tahun 2024

Sumber foto dan artikel: FB Azimal Agus + melancongkebukittinggi.wp.com
Foto ini berlokasi di Simpang Kangkuang. Bangunan sebelah kiri adalah Yuriko hotel, dahulunya merupakan sebuah apotik yang bernama Karya Pharma.
Perkiraan foto antara tahun 1970an – 1980an. Terdapat sebuah lampu pengatur lalu lintas (lampu merah) sebagaimana tampak pada sisi sebalah kanan dua buah tiang kecil yang dicat kuning dan hitam. Serta zebra cross yang mulai memudar dan seorang pengendara motor dengan helm proyek.
Bangunan rumah, salah satunya ialah Cagar Budaya Studio Foto Agam tampak masih bersih dari berbagai aksesoris toko yang sekarang ramai berdiri di sana.

Foto di atas memperlihatkan pemandangan Simpang Kangkuang dahulu kala, mungkin sebelum tahun 1900. Diambil dari arah Simpang Stasiun. Tampak sebuah bangunan di simpang tersebut, dan seorang petugas Belanda sedang berdiri di tempat yang sekarang mungkin Hotel Yuriko berada.
Dari kejauhan di sebelah kanan, tampak Janjang Gudang belum berupa janjang. Masih berupa jalan mendaki. Di bagian bawah tampak beberapa bangunan yang kemungkinan salah satunya ialah bangunan gudang kopi. Sedangkan di lereng bukit tampak sebuah bangunan.
Di sebelah kiri tampak sebuah bangunan di atas bukit, itulah Istana Bung Hatta. Di bawahnya, tepatnya di hadapan gedung DPRD sekarang berdiri sebuah gazebo dan di belakang gazebo tersebutlah bangunan Societeit Belvedere. Belum tampak rupa kota pada masa tersebut dan jalanan masih berupa tanah.

Tidak ada keterangan pada gambar, sangat mungkin gambar ini berlokasi di Simpang Kangkuang. Gambar diambil dari arah DPRD sekarang, terlihat masih ada lahan persawahan.

Simpang Kangkuang, sirka 1955
Dikejauhan tampak Jam Gadang, belum ada Pasar bertingkat (Pasa Batingkek) karena bangunan loods (los) masih ada. Terdapat sebuah rumah pada simpang. Istana Bung Hatta tidak jelas terlihat karena tertutup pepohonan. Di sebelah kanan belum banyak bangungan, pemandangan masih lepas ke arah ke Pasa Bawah dan Pasa Aua Tajungkang.
Tidak ada zebra cross, namun tampak sebuah tiang dengan sebuah papan bertuliskan “Disini Menyeberang”. Di jalan hanya tampak satu oto bus, satu oto pribadi, satu bendi, dan beberapa pengendara kereta angin (sepeda). Tidak ada marka jalan dan di tengah simpang terdapat sebuah tiang.

Sirka tahun 1990, tampak bangunan rumah di Simpang Kangkuang masih ada. Sebuah taksi melintas, masa itu hanya ada dua warna taksi masa itu yakni merah dan biru dengan perusahaannya Singgalang dan Buana Taksi. Keadaan masih tampak lengang.

Kemungkinan foto ini diambil pada masa Agresi Belanda II, wajah Simpang Kangkuang tidak begitu jelas karena foto ini diambil tepat di tengah simpang. Bangunan sebelah kiri adalah cikal bakal Hotel Yuriko, yang dulu juga pernah menjadi apotik Karya Pharma.

Bangunan Studio Foto Agam berada di Jalan Jenderal Sudirman No. 10, Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang, Kecamatan Guguak Panjang.
Toko yang pada masa kolonial merupakan rumah orang Belanda, pada saat sekarang ini ditempati oleh keluarga Hajjah Raji’ah untuk keperluan Studio Foto “Agam” serta pada beberapa bagian dari rumah ini diberi sekat dan masing-masing ruangan disewakan kepada beberapa orang untuk dijadikan toko seperti toko foto kopi, baju khas Bukittinggi, dan toko-toko yang lain. Riwayat pembangunan rumah ini tidak diketahui dengan pasti.
Rumah ini merupakan rumah tembok (bata berspesi) dengan atap seng yang mencirikan bangunan awal abad ke 20-an. Pada bagian muka bangunan terdapat satu buah pintu dan dua jendela berbentuk lengkung. Terletak di atas sebuah tebing yang ketinggianya dari jalan raya diperkirakan 3 m. Bangunan ini sendiri berukuran 15 x 8 m (120 m²).
