KUE UNGKHUI · ACEH LAWAS

sumber: IG Sukma Dewi

Engkhui bukan hanya sejenis kue tetapi juga simbol kelezatan yang merangkum rasa, aroma dan kehangatan kehidupan di zaman dahulu. Kue tradisional ini sekarang jarang ditemukan pada hari-hari biasa sehingga tidak semua orang mengenal kuliner ini.

Kue engkhui dibuat dengan bahan yang mudah didapat seperti pisang matang (agar manis sempurna), tepung ketan, kelapa parut, gula dan garam.  Kue Engkhui termasuk kue beradat karena kuliner ini dibawa pada acara tujuh bulanan wanita hamil adat Aceh. Selain itu, kue engkhui juga disajikan pada acara-acara pengajian atau pertemuan masyarakat di meunasah atau surau.

🍌 KUE UNGKHUI ACEH LAWAS
Resep by Sukma Dewi


Bahan Utama:
• Pisang wak/raja matang (tanpa biji): 2 sisir (±1,2–1,5 kg setelah dikupas)
• Tepung ketan putih: 250–300 gram (atau secukupnya untuk mengikat)
• Kelapa parut semi muda 1 kelapa besar
• Garam halus: 1 sdt
• Gula secukupnya

Langkah Memasak:

  1. Persiapan Pisang, Kupas semua pisang wak, masukkan ke dalam wadah besar.
    Tumbuk secara perlahan menggunakan pantat gelas atau alat pipih lainnya.
    Tekan sambil sedikit diputar agar pisang hancur tapi tidak terlalu halus seperti bubur, biarkan ada tekstur seratnya.
  2. Pencampuran Bahan, Tambahkan 1 sdt garam ke dalam adonan pisang.
    Aduk rata untuk menyeimbangkan rasa manis alami dari pisang.
    Kemudian, masukkan tepung ketan sedikit demi sedikit sambil diaduk.
    Tujuannya bukan untuk mengentalkan, tapi hanya mengikat adonan agar bisa dibentuk dan tidak ambyar saat dikukus (Tips: Jangan terlalu banyak tepung ketan. Jika adonan terlalu kering, hasilnya bisa keras setelah dingin. Cukup sampai bisa disendok dan tidak cair.)
  3. Pencetakan, Bubuhkan kecil2 di dalam kukusan setelah rata tabur kelapa nanti bubuhkan kembali dinatas adonan tabur kelapa kembali terus berlayer sampai terakhir tabur kelapa merata.
  4. Mengukus, Panaskan kukusan terlebih dahulu. Setelah air mendidih, masukkan adonan dan kukus dengan api sedang selama 30–40 menit, tergantung ketebalan.

Leave a comment