src: wikipedia+berbagai sumber

Merbah cerukcuk adalah jenis burung yang termasuk dalam suku Pycnonotidae, dan dikenal dengan nama ilmiah Pycnonotus goiavier. Dalam bahasa Minang dikenal dengan nama barabah, burung ini sering disebut juga dengan nama cica, cucak, cerukcuk, atau jogjog, terutama oleh masyarakat Sunda, yang mengikuti bunyi kicauannya. Burung ini memiliki ciri khas berupa wajah putih dan warna kuning di bawah ekornya. Dalam bahasa Inggris disebut Yellow-vented Bulbul.

Deskripsi Fisik:

• Ukuran: Merbah cerukcuk termasuk burung berukuran sedang, dengan panjang tubuh sekitar 19-20,5 cm. 
• Warna: Bagian atas tubuhnya berwarna coklat, sementara bagian bawah (tenggorokan, dada, dan perut) berwarna putih. Mahkota atau jambulnya berwarna cokelat gelap kehitaman, dengan alis dan sekitar mata berwarna putih, serta garis hitam di depan mata. Sisi lambung memiliki coretan-coretan coklat pucat, dan penutup pantat berwarna kuning. 
• Ciri Khas: Wajah putih dan warna kuning di bawah ekor adalah ciri khas yang mudah dikenali. 

Perilaku dan Habitat:

• Habitat: Merbah cerukcuk menyukai tempat-tempat terbuka seperti semak belukar, tepi jalan, kebun, dan hutan sekunder. 
• Sosial: Burung ini sering berkelompok, baik saat mencari makanan maupun saat bertengger, baik dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis burung lainnya. 
• Makanan: Makanan utamanya adalah serangga dan buah-buahan lunak. Selain itu, mereka juga memakan ulat dan hewan kecil lainnya seperti cacing. 

Penyebaran:

Merbah cerukcuk tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Filipina, Semenanjung Malaya, dan Sunda Besar. 

Status Konservasi:

Merbah cerukcuk termasuk dalam kategori Least Concern (berisiko rendah) menurut IUCN Red List. 

Fakta Menarik:

• Merbah cerukcuk dikenal dengan suaranya yang khas, sering disebut “jok-jok-jok”. 
• Burung ini mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan, termasuk lingkungan perkotaan, asalkan tersedia cukup vegetasi. 
• Karena kicauannya yang indah, burung ini sering dipelihara sebagai burung kicau.