False flag: Trik Klasik Negara agar Represif

src: wikipedia+berbagai sumber

Operasi False Flag (Operasi bendera palsu) atau operasi kambing hitam adalah perbuatan dengan maksud menyamarkan pihak yang sebenarnya bertanggung jawab dan menjadikan pihak lain sebagai kambing hitam.

False flag adalah serangan palsu untuk membenarkan sebuah operasi yang lebih besar nantinya, false flag ini sudah banyak terjadi berkali-kali, contoh operasi false flag yang seolah-olah dianggap serangan alami adalah Pearl Harbor, sebenarnya Pearl Harbor memang sengaja dibiarkan amerika agar seolah-olah amerika diserang jepang dan memiliki alasan membantai warga sipil selama perang dunia 2, Pearl Harbor aslinya adalah false flag tetapi seolah-olah dianggap alami.

sumber IG aureliavizal

Dalam situasi protes masyarakat, selalu ada dua arus: pertama, suara tulus masyarakat yang menuntut keadilan; kedua, upaya pihak tertentu yang ingin memanfaatkan momentum dengan menyusupkan provokasi.

Memahami perbedaan ini sangat penting agar perjuangan tidak disalahartikan. Sejarah menunjukkan, setiap kali ada gerakan warga, pola provokasi hampir selalu sama:

  • Isu Etnis/Agama: perjuangan rakyat dialihkan menjadi narasi kebencian horizontal. Ini efektif melemahkan solidaritas karena membuat sesama warga saling curiga.
  • Seruan penjarahan atau perusakan. Ini sengaja dibuat agar gerakan dicap kriminal. Bisa dijadikan alat legitimasi penguasa untuk melakukan kekerasan.
  • Disinformasi: pesan berantai tanpa sumber jelas yang memicu emosi, bukan logika.

Ketika warga ikut terprovokasi, ada tiga konsekuensi serius:

  1. Delegitimasi gerakan
  2. Kriminalisasi massal
  3. Retak sosial (rakyat vs rakyat)

One thought on “False flag: Trik Klasik Negara agar Represif

Leave a comment