Larangan Mendoakan Keburukan

src: IG yufidtv+berbagai sumber

Rasulullah ﷺ bersabda,

لا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لَا تُوَافِقُوا مِنْ اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ

“Jangan kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, atau anak-anak kalian, atau harta kalian. Jangan sampai kalian menepati suatu waktu yang pada waktu itu Allah Subhanahu wa Ta’ala diminta sesuatu lantas Dia kabulkan doa kalian itu.” (HR. Muslim)

Jika doa itu terkabul, satu saja kemungkinan rasa yang akan kita alami, yaitu penyesalan.

Adanya ancaman berat yang berbunyi: jika saja doa itu menepati waktu mustajab, Allah akan kabulkan doa itu, sehingga yang terjadi hanya penyesalan, menunjukkan, bahwa larangan dalam hadis di atas bermakna haram.

Sebagaimana disimpulkan demikian oleh Syekh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah,

كل هذا حرام لا يجوز لأنه ربما صاف ساعة إجابة..

Doa-doa keburukan seperti ini hukumnya haram. Karena bisa jadi menepati saat Allah mengabulkan doa sehingga itu terkabul. (Syarah Riyadussholihin, Ibnu Utsaimin, 6/51)

Mendoakan keburukan sangat dilarang dalam Islam karena berpotensi terkabul jika bertepatan dengan waktu mustajab, dan dapat dianggap sebagai bentuk kedzaliman. Larangan ini berlaku untuk diri sendiri, keluarga, harta, dan orang lain, kecuali pada kondisi tertentu di mana seseorang dizalimi. Sebaiknya, pasrahkan urusan balasan kepada Allah SWT dan fokuslah mendoakan kebaikan. 

Larangan mendoakan keburukan

  • Mendoakan diri sendiri, keluarga, atau harta: Dilarang keras untuk mendoakan keburukan pada diri sendiri, anak-anak, atau harta. Rasulullah SAW mengingatkan agar tidak melakukannya karena bisa jadi doa tersebut terkabul tepat saat Allah sedang mengabulkan permohonan.
  • Mendoakan orang lain: Mendoakan keburukan kepada orang lain, apalagi yang tidak bersalah, adalah tindakan kedzaliman dan dilarang. Hukum dasarnya adalah tidak diperbolehkan, mencela, dan menghina, kecuali jika ada sebab tertentu, yaitu saat dizalimi.
  • Mendoakan hal dosa dan memutus silaturahim: Doa-doa buruk yang berlandaskan hawa nafsu, amarah, serakah, atau ingin berkuasa, termasuk untuk perbuatan dosa dan memutus tali silaturahim, dilarang dan tidak akan dikabulkan Allah SWT. 

Alternatif doa saat dizalimi

  • Jika dizalimi, tidak dianjurkan untuk mendoakan keburukan yang melampaui batas. Contohnya, mendoakan kebinasaan atau penganiayaan, karena itu juga termasuk kedzaliman baru.
  • Daripada mendoakan keburukan, disarankan untuk memohon kepada Allah agar dipulihkan haknya.
  • Ulama seperti Hasan Al-Basri menyarankan untuk berdoa seperti ini: “Ya Allah, tolonglah daku terhadapnya dan kembalikanlah hak milikku darinya”.
  • Alternatif lainnya, dapat berdoa sebaliknya, yaitu memohon kebaikan. Misalnya, jika didoakan tidak bahagia, maka segera berdoa memohon kebahagiaan dunia dan akhirat. 

Sikap yang dianjurkan

  • Berprasangka baik: Senantiasa berprasangka baik kepada Allah dan mendoakan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain.
  • Tawakal: Jika didoakan keburukan oleh orang lain dan Anda tidak bersalah, maka bertawakal kepada Allah dan lupakan hal tersebut.
  • Percaya pada balasan Allah: Yakin bahwa Allah akan membalas setiap perbuatan, baik atau buruk, pada waktu yang telah ditentukan. 

Sebenarnya, Allah SWT telah melarang manusia terburu-buru dalam mendoakan keburukan atas dirinya, anaknya, atau orang yang ada di sekitarnya. Sebaliknya, Allah SWT menganjurkan untuk bersabar saat jengkel (kesal), menjaga lisan dan tetap mendoakan kebaikan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala mencela sifat terburu-buru dalam mendoakan keburukan,

وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا

“Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (Al-Isra’: 11)

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengutip perkataan Ibnu Abbas dan lainnya tentang tafsir ayat ini, “ini adalah seseorang berdoa atas dirinya dan anaknya saat jengkel dengan suatu doa yang ia sendiri tak suka kalau itu dikabulkan: Ya Allah, binasakan ia, dan semisalnya. Maksud seperti doa-nya untuk kebaikan: seperti doanya kepada Tuhan-nya agar diberi kesejahteraan. Jika Allah kabulkan doa keburukan atas dirinya itu pasti ia binasa. Tetapi dengan karunia-Nya, Allah tidak kabulkan doa buruknya tersebut.”

Imam Mujahid berkata dalam menafsirkan firman Allah yang artinya, “Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka,” (Yunus: 11): yakni, perkataan seseorang terhadap anak dan hartanya saat ia marah: Ya Allah, janganlah Engkau berkahi ia dan laknatlah ia.” Jika Allah menyegerakan permintaan mereka maka Allah akan hancurkan dan matikan apa yang ia do’akan.

Syaikh Sa’di berkata: ini disebabkan kejahilan seseorang dan sikap tergesa-gesanya, ia mendoakan dirinya, anak dan hartanya dengan keburukan saat marah. Ia terburu-buru mengucapkan doa buruk itu sebagaimana ia bersegera dalam berdoa yang baik. Tetapi, Allah dengan kemurahan-Nya mengabulkan kebaikan untuknya dan tidak memperkenankan doa buruk untuknya.

Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau bersabda:

لَا تَدْعُوَا عَلَى أَنْفُسِكُمْ ، وَلَا تَدْعُوَا عَلَى أَوْلَادِكُمْ ، وَلَا تَدْعُوَا عَلَى أَمْوَالِكُمْ ، لَا تُوَافِقُوا مَنَ اللَّه سَاعَةً يُسْأَل فِيهَا عَطَاء فَيَسْتَجِيبَ لَكُمْ

“Janganlah kalian mendoakan keburukan atas diri kalian, jangan pula atas anak-anak kalian, dan jangan pula atas harta kalian. Jangan sampai dia kalian bertepatan dengan waktu dikabulkannya doa sehingga Allah mengabulkan doa kalian.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Jika terlanjur, adakah kafaratnya?

Tidak ada kafarat khusus atas doa buruk saat marah atau jengkel, selain penawar atas kesalahan secara umum, yakni taubat dan istighfar (mohon ampun). Maka bagi siapa yang terlanjur mendoakan keburukan atas dirinya keluarganya, anak-anaknya, hartanya atau yang lainnya hendaknya memperbanyak istighfar dan taubat. Kemudian ia tingkatkan ketaatannya dan mengiringnya dengan doa-doa kebaikan. Wallahu a’lam.

Leave a comment