Zuhud dan Warak

sumber: IG yufidtv

“Jadilah di dunia ini seperti orang asing atau musafir” adalah nasihat Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan bahwa dunia hanya tempat singgah sementara, bukan tempat tinggal abadi, jadi kita harus menjalani hidup dengan bijaksana, tidak terlalu mencintai dunia, dan fokus mempersiapkan bekal untuk akhirat, memanfaatkan waktu sehat sebelum sakit dan hidup sebelum mati, serta tidak membangun “istana” permanen di dunia yang fana. 

Makna dan Implementasi

  • Dunia Fana, Akhirat Abadi: Ingatlah bahwa dunia adalah tempat persinggahan, seperti musafir yang berhenti sejenak di bawah pohon lalu melanjutkan perjalanan, tujuan kita adalah akhirat.
  • Tidak Terlena: Jangan mudah terpukau oleh kesenangan dunia, karena semuanya akan berlalu. Manusia itu aslinya berasal dari surga dan akan kembali ke sana.
  • Mempersiapkan Bekal: Pergunakan waktu hidup untuk beribadah, beramal saleh, dan meningkatkan iman serta takwa sebagai bekal pulang ke kampung halaman yang sebenarnya (akhirat).
  • Fokus pada Tujuan Akhirat: Jangan berlomba-lomba mengejar dunia secara berlebihan, tapi jalani secukupnya. Hindari perselisihan karena kita hanya singgah sementara.
  • Manfaatkan Waktu: Gunakan waktu sehat sebelum sakit, dan waktu hidup sebelum mati. Jangan menunda kebaikan karena kematian bisa datang kapan saja. 

Hikmah

Hadis ini mendorong kita untuk hidup dengan perspektif akhirat, tidak menjadi budak dunia, dan selalu sadar akan tujuan hidup yang hakiki yaitu meraih kebahagiaan abadi di akhirat. 

Zuhud adalah sikap mental seorang Muslim yang tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama, melainkan sebagai sarana untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan cara tidak berlebihan dalam mencintai harta atau kesenangan dunia, namun tetap memanfaatkan dunia dengan baik dan tidak melupakannya sama sekali. Ini bukan berarti harus miskin, tetapi hati yang zuhud lebih bergantung pada Allah daripada pada harta, serta hidup sederhana dan fokus pada akhirat. 

Makna Zuhud

  • Secara Bahasa: Berpaling dan meninggalkan sesuatu.
  • Secara Istilah: Sikap hati yang tidak terikat pada dunia, tidak menjadikan dunia sebagai pusat perhatian, dan tidak mudah tergoda olehnya.
  • Inti Zuhud: Melepaskan hati dari pengaruh duniawi, bukan berarti meninggalkan dunia sepenuhnya atau mengharamkan yang halal.
  • Tujuan: Mengalihkan ketergantungan hati dari dunia kepada Allah SWT. 

Ciri-ciri Orang yang Zuhud

  • Tidak mudah sedih saat kehilangan dunia dan tidak terlalu senang saat mendapatkannya.
  • Lebih percaya pada apa yang di sisi Allah daripada apa yang ada di tangan sendiri.
  • Memanfaatkan dunia sebagai sarana, bukan sebagai tujuan akhir.
  • Mengarahkan harta dan kekayaan untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah. 

Konsep yang Salah tentang Zuhud

  • Zuhud bukan berarti hidup miskin atau menghindari kekayaan.
  • Zuhud bukan berarti harus meninggalkan pekerjaan atau usaha duniawi. 

Contoh Implementasi Zuhud

  • Bekerja keras dan berprestasi, tapi hati tetap tenang dan tidak terikat pada hasil.
  • Memiliki harta, namun menggunakannya untuk amal, sedekah, dan membantu sesama.
  • Merasa cukup dengan rezeki yang ada (qanaah) dan bersyukur. 

Warak dalam Istilah Agama (Tasawuf/Akhlak):

  • Makna: Sikap hati-hati ekstrem dalam menjauhi hal yang haram atau belum jelas kehalalannya (syubhat) karena takut terjerumus dosa, sebagai bentuk ketakwaan.
  • Contoh: Seseorang yang menolak hadiah dari penguasa karena khawatir itu gratifikasi, atau menghindari daging sembelihan orang lain karena khawatir tidak sesuai syariat, seperti dijelaskan.
  • Tingkatan: Ada tingkatan warak, dari yang menjauhi haram, menjauhi syubhat, hingga menjauhi segala sesuatu yang tidak karena Allah SWT (tingkat tertinggi)

Leave a comment