Musikalisasi Puisi 🧡 Kepada Noor – Panji Sakti

Kepada Noor – Panji Sakti

Seperti burung yang sedang membuat sarang
Dari rumput dan ilalang
Kususuri setiap keindahan
Di wajah-Mu kusematkan

Rindu adalah perjalanan mengurai waktu
Menjelma pertemuan demi pertemuan
Catatannya tertulis di langit malam
Di telaga dan di ujung daun itu

Rindu mengekal menyebut nama-Mu berulang-ulang
Rindu mengekal menyebut nama-Mu berulang-ulang
Rindu mengekal menyebut nama-Mu

Seperti burung yang sedang membuat sarang
Dari rumput dan ilalang
Kususuri setiap keindahan
Di wajah-Mu kusematkan

Rindu adalah perjalanan mengurai waktu
Menjelma pertemuan demi pertemuan
Catatannya tertulis di langit malam
Di telaga dan di ujung daun itu

Rindu adalah perjalanan mengurai waktu
Menjelma pertemuan demi pertemuan
Catatannya tertulis di langit malam
Di telaga dan di ujung daun itu

Rindu mengekal menyebut nama-Mu berulang-ulang
Rindu mengekal menyebut nama-Mu berulang-ulang
Rindu mengekal menyebut nama-Mu berulang-ulang
Berulang-ulang
Berulang-ulang
Berulang-ulang
Berulang-ulang
Berulang-ulang

Rindu mengekal menyebut nama-Mu

Puisi “Kepada Noor” karya ‪@mohsyarifhidayat‬
Musikalisasi Puisi “Kepada Noor” karya ‪@PanjiSakti‬


Bagi Panji Sakti, puisi adalah seni yang harus diinterpretasikan dan bisa memiliki berbagai makna, meskipun ia sendiri cenderung menerjemahkan karya puisi melalui musikalisasinya secara personal, dengan fokus pada perasaan dan pengalaman penyair. Ia membebaskan pendengar untuk menafsirkan puisi sesuai dengan pemahaman dan interpretasi mereka sendiri. 

Bagaimana Panji Sakti memahami puisi

  • Interpretasi pribadi: Panji Sakti akan membaca puisi secara berulang-ulang hingga ia memahami makna dari interpretasinya sendiri, bukan hanya dari makna harfiah yang diberikan penyair.
  • Musikalisasi berdasarkan interpretasi: Musik yang ia ciptakan untuk puisi tersebut didasari oleh pemahaman maknanya yang didapat dari hasil interpretasinya.
  • Makna ganda: Puisi “Kepada Noor” adalah contoh di mana ia melihat makna romantisnya, namun juga mengakui adanya makna lain yang bisa ditafsirkan oleh pendengar, seperti makna puitis yang indah dan religius.
  • Membebaskan pendengar: Ia memberikan kebebasan kepada pendengar untuk menafsirkan puisi sesuai dengan pengalaman dan perasaan mereka masing-masing. 

Mengenal Panji Sakti Melalui “Kepada Noor” dengan Kajian Semiotik
oleh: Aulia Rahmaddin

Makna denotasi pada bait kedua diartikan sebagai rindu merupakan sebuah perjalanan yang menembus waktu dan berisikan pertemuan demi pertemuan. Pertemuan-pertemuan tersebut bisa saja berada di bawah langit malam, di telaga, dan taman berisikan banyak dedaunan.

Kemudian makna konotasi dari larik tersebut berupa rindu merupakan suatu hal yang tidak pernah usai dimakan waktu. Ibarat perjalanan, di dalam rindu terdapat pertemuan-pertemuan sepasang kekasih, dan mereka tetap selalu rindu. Catatannya tertulis di langit malam, di telaga, dan di ujung daun itu mengisyaratkan bahwa pertemuan-pertemuan tersebut dicatat, dilihat, disaksikan oleh berbagai macam hal seperti langit malam yang melihat pertemuan sepasang kekasih tersebut, telaga yang menyambut pertemuan mereka, dan bahkan hingga ujung daun yang mencatat berapa kali pertemuan sepasang kekasih tersebut.

Langit malam pada larik puisi ini menandakan waktu saat malam hari dan menjadi istilah romantis jika saja malam hari itu cerah, di mana banyak rasi bintang, bulan yang bersinar terang, bahkan bintang jatuh. Telaga merupakan danau di pegunungan, atau sebuah kolam yang biasanya jernih dan aliran yang dibawanya bersih. Maka dari itu, diksi telaga dalam puisi ini menyimbolkan perasaan cinta yang mengalir dan jernih. Ujung daun merupakan tempat bersatunya tulang-tulang daun. Diksi ujung daun mengisyaratkan bersatunya cinta dari hubungan yang terjalin tersebut.

Kemudian pada bait terakhir terdiri dari satu larik, yakni /rindu mengekal menyebut namamu berulang-ulang//.

Makna denotatif yang di dapat dari larik tersebut adalah rindu yang terus-terusan menyebut nama pujaan hatinya. Sedangkan makna konotasi dari larik puisi tersebut adalah rindu yang tidak pernah berhenti menyebut nama kekasihnya, berulang-ulang, terus menerus tiada henti. Diksi rindu berartikan kangen, rasa ingin bertemu sesuatu. Dalam hal ini, rindu yang dimaksud adalah rasa ingin bertemu kepada pasangan. Diksi mengekal diambil dari kata kekal, yang berarti abadi, tidak berubah, dan selamanya. 

Kata tersebut menjadi sebuah tanda bahwa yang dilakukan itu akan selamanya dan tidak pernah berubah sedikitpun. Kemudian bagian menyebut namamu berulang-ulang, diartikan sebagai terus menerus menyebut nama pujaan hatinya. Berulang-ulang dimaksudnya sebagai perlakuan atau perbuatan terus-menerus berulang; berkali-kali. Jadi, makna konotasi dari larik rindu mengekal menyebut namamu berulang-ulang dapat disimpulkan sebagai rindu kepada kekasih dengan menyebutkan namanya terus menerus di antara keabadian dan tidak pernah selesai dan diniatkan untuk usai.

Musikalisasi Puisi “Kepada Noor” yang dibuat oleh Panji Sakti dan dituliskan oleh Moch. Syarip Hidayat diinterpretasikan dengan berbagai makna. Dalam versi romantisme, larik musikalisasi puisi tersebut ditujukan sebagai puisi cinta kepada kekasihnya. Menurut versi religius, makna yang terkandung di dalam musikalisasi puisi tersebut adalah rindu dan peribadatan kepada sang pencipta. Jadi, makna yang diambil bisa berbeda-beda tergantung dari sudut mana melihat, membaca, dan mendengar musikalisasi puisi “Kepada Noor” tersebut.

Penulis menafsirkan musikalisasi puisi ini sendiri sebagai sebuah romantisme yang dituliskan oleh Moch. Syarip Hidayat dan dilagukan oleh Panji Sakti dengan sangat matang sehingga efek romantis yang ditimbulkan bagi pembaca terasa memikat. Dari sudut pandang semiotik sehingga menghasilkan hasil makna romantisme tersebut, mungkin saja lagu ini bisa viral karena kemajuan teknologi masa kini dan pengaruh media sosial yang besar sehingga musikalisasi puisi yang dibuat pada tahun 2003 masih dapat disukai dan berpengaruh sampai sekarang.


sumber: wikipedia

Panji Sakti yang memiliki nama asli Panji Siswanto Bin Suparlan Bin Sastro (lahir 13 Januari 1976) adalah musisi, penulis lagu, dan penyanyi berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal secara luas setelah merilis lagu puisi berjudul Kepada Noor karya Syarif Hidayat. Selain melakukan tour keliling di Indonesia dan luar negeri, Panji Sakti juga berkarya melalui platform musik di Apple Music, Spotify dan Joox. Dia telah berkolaborasi dengan berbagai seniman di Indonesia dalam mengaransemen lagu dan berpentas, juga diundang sebagai narasumber di berbagai acara sastra antara lain bersama Hasta Indriyana dan Joshua Igho dalam Festival Sastra Progo di Temanggung yang didukung oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.[1][2]

Latar belakang
Panji Sakti pernah menempuh pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung pada program studi Seni Rupa. Dia adalah putra pertama dari tiga bersaudara. Bakat menulis Panji dimulai sejak masuk SMA 1 Negeri Cimahi dan ikut ekstrakurikuler Teater Kacang, menulis banyak puisi dan menempelkannya di dinding-dinding kamar tidurnya. Sedangkan menyanyi dimulai di tahun terakhirnya di SMA ketika diajak membuat grup vokal acapela bersama Joeniar Arief, Bowo, Dendi, dan Harry. Kali pertama melakukan persembahan membawakan lagu cover Boyz II Men berjudul “In The Still Of The Nite” dan “Its So Hard To Say Goodbye To Yesterday” dalam acara perpisahan angkatan kakak kelasnya, Joeniar Arief, di SMA Negeri 1 Cimahi.

Sikap idealis dan visinya sudah tampak sejak terbentuk grup vokalnya tersebut ketika mulai membuat lagu sendiri tapi masih kurang percaya diri. Kurangnya dukungan dan fasilitas rekaman saat itu tidak lantas membuat Panji berhenti menciptakan lagu, rajin menciptakan lagu meski banyak yang tidak dia selesaikan. Group vokal akapela mereka saat itu bernama X-One Voice, menggunakan kata “one” sebagai identitas selaku alumni SMA Negeri 1 Cimahi, lalu sempat berubah menjadi X-One, kemudian akhirnya menjadi “4Sure” saat Deni masuk dan mereka jadi berempat: Joeniar Arief, Bowo, Deni Nathan, dan Deni. Joeniar Arief dan Bowo kemudian menjadi sebab dan cikal-bakal lahirnya band R&B ternama dari Bandung: “The Brown Sugar”.

Tidak percaya diri menyanyi, tahun 1995 Panji memilih masuk Jurusan Seni Rupa IKIP Bandung (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung) dan mengundurkan diri dari X-One. Panji memang menggemari segala hal yang berkaitan dengan seni murni pun punya cita-cita ingin menjadi guru seperti ibunya. Kedekatan Panji dengan dunia seni rupa, seni musik dan teater bahkan dari luar kampus membuatnya abai pada sekolahnya. Sewaktu masih tercatat sebagai mahasiswa UPI, tahun 1999 Panji mendaftar kuliah di STSI (sekarang ISBI) masuk Jurusan Seni Rupa Pertunjukan. Meski hanya bertahan masing-masing tiga semester di setiap kampusnya, yang Panji lakukan adalah dia terus berlatih membuat lagu dan kerap memusikalisasi puisi karya-karya puisi kawan-kawan kampusnya.

Tahun 2005, seorang sahabatnya, Moch. Rizky Ramdhany, berkuliah di Malaysia, memperdengarkan lagu-lagu Panji pada sebuah label musik asli Malaysia, KRU Music. Mereka (KRU) menghubungi dan mengontrak Panji beserta band bentukannya “SYUGA” membuat album berisi 10 lagu, semua ciptaan Panji. Sementara aransemen musiknya dikerjakan oleh Puja Paska (gitar bas), Denna Sapta Gumilang (gitar), Akhmad Muzakki (gitar), Rendy (dram), dan Bajaj (keyboard). Meskipun Panji tidak bagus dalam memainkan alat musik ia turut mengatur emosi dalam setiap lagu mereka. Hits single mereka antara lain: “Dialah Aku”, “Etapa” dan “8 Hari Seminggu”.

Tahun 2007, Sony Music Entertainment Malaysia mulai meliriknya, bekerja sama dengan KRU, Panji menulis lagu berjudul “Sayang-sayang” untuk penyanyi Sony Music asal Singapura Aliff Aziz. Lagu itu kemudian dialihbahasakan ke dalam bahasa Tagalog dan dirilis di Filipina oleh penyanyi Aljur Abrenica. Melepaskan diri dari KRU Music tahun 2009 awal, kemudian pada akhir tahun 2009 Panji bergabung dengan Sony Music Publisher/ATV, Sdn. Bhd. Sejak itu hampir setiap tahunnya lagu Panji menjadi hits-maker bagi artis-artis muda Sony Music Entertainment Malaysia. Beberapa di antaranya:

  1. Alif Satar dengan lagu “Jangan Nakal”, “Lelaki Seperti Aku”, “Nona Jakarta” , Gadis Tiga Bulan”, dan lain-lain.
  2. Aliff Aziz dengan “Kalau Cinta”, “Jangan Ganggu Pacarku”, Sandar Padaku”, dan lain-lain.
  3. Arrora Salwa dengan ” Ahmad” dan “Kau Tak Menarik Lagi”
  4. Jaclyn Victor dengan lagu “Jatuh Cinta”
  5. Klangit dengan lagu “Sesal Mendua”, “Dia Lydia”, “Honey Hani”, “Saat Cinta”, “Satu Sama” dan lain-lain.
  6. Amy Mastura dengan lagu “Jangan Cintakan Aku” dan “Tapi Itu Dulu”

Tahun 2016, Panji mengeluarkan single “Jiwaku Sekuntum Bunga Kemboja” untuk OST sebuah serial drama produksi TV Al Hijrah berjudul “Kemboja Di Hati”. Tahun 2017, dia menjadi penulis lagu untuk single kedua Jaz Hayat, berjudul “Kasmaran”. Sementara tahun 2018, kembali merilis lagu “Saat Cinta” rilis dibawakan oleh Novita Dewi. Menjelang akhir tahun 2019 Panji kembali mengeluarkan single berjudul “Aku Sudah Tahu”, kemudian pada 2020, Panji Sakti melengkapi single-nya tersebut dengan album berjudul “Panji Sakti”

Penghargaan
Lagu Terbaik Singapura 2013, Anugerah Planet Muzik “Jangan Ganggu Pacarku”, Penyanyi: Aliff Aziz, Composer: Panji Sakti