
oleh: Dian Nugraheni
TUGAS DAN KASIH SAYANG…

Habis nungguin si thole nggantheng Rafael tiga minggu, lalu harus berpisah dulu, bikin aku maupun si thole terlara-lara dan patah hati. Beberapa hari setelahnya, aku teringat dengan sangat kuat adegan-adegan serupa berpuluh tahun lalu.

Ketika masih kecil, aku dan mbakyuku pernah dititipkan untuk diasuh Mbah Kung dan Mbah Utiku, karena ibuku harus meninggalkan rumah untuk menegakkan awal kehidupan, khususnya yang menyangkut masalah ekonomi.
Dalam kurun waktu pengasuhan di tangan Mbah Kung dan Mbah Utiku itu, tentu saja kehidupan aku dan mbakyuku “mubra-mubru”, penuh siraman kasih sayang yang berlebihan dari sepasang Mbah kami. Setiap hari kami dipangku, diuyel-uyel, diciumin, dipeluk-peluk, dibelikan apa saja yang kami pengen, makan apa saja yang kami suka.., ya apalagi Mbahku itu punya warung makan, meski sederhana., intinya aku dan mbakyuku ada dalam asuhan tangan yang tepat.
Continue reading