
sumber: tirto.id
“Avoidant” adalah istilah yang merujuk pada gangguan kepribadian menghindar (Avoidant Personality Disorder atau 𝐴𝑉𝑃𝐷) dan juga gaya keterikatan menghindar (avoidant attachment style). Seseorang dengan kondisi ini cenderung menghindari interaksi sosial karena takut akan penolakan, kritik, atau rasa malu, meskipun secara internal sering kali menginginkan hubungan.
Gangguan Kepribadian Menghindar (𝐴𝑉𝑃𝐷)
- Rasa takut yang intens: Takut berlebihan terhadap penolakan, kritik, atau dipermalukan.
- Menghindari interaksi sosial: Sering kali menarik diri dari situasi sosial, bahkan yang diinginkannya sekalipun.
- Harga diri rendah: Memiliki perasaan rendah diri dan merasa tidak mampu atau tidak menarik.
- Perasaan malu: Merasa sangat malu dan sensitif terhadap kritik.
Gaya Keterikatan Menghindar (Avoidant Attachment Style)
- Rasa mandiri yang kuat: Cenderung tidak ingin bergantung pada orang lain dan merasa nyaman sendirian.
- Menjaga jarak: Membatasi hubungan emosional dan fisik dengan orang lain, bahkan orang terdekat.
- Sulit percaya: Sering meragukan niat tulus orang lain dan tidak mudah percaya.
- Menghindari keintiman: Memiliki kesulitan berkomitmen dan lebih memilih hubungan singkat.
Perbedaan antara 𝐴𝑉𝑃𝐷 dan gaya keterikatan menghindar
- 𝐴𝑉𝑃𝐷 adalah gangguan kepribadian yang lebih serius dan dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari secara signifikan.
- Gaya keterikatan adalah pola perilaku yang terbentuk sejak masa kecil, tetapi bisa diubah dengan kesadaran dan upaya.
“Avoidant” bisa merujuk pada gangguan kepribadian serius atau pola keterikatan. Keduanya ditandai dengan penghindaran terhadap orang lain, tetapi tingkat keparahan dan penyebabnya berbeda.
Penolakan dan hubungan pertemanan bisa jadi hal yang sangat menakutkan bagi sebagian orang. Dalam sebuah kondisi yang parah seseorang yang dapat mengalami Avoidant Personality Disorder (AVPD).
Dilansir Healthline, orang dengan AVPD memiliki pola rasa malu yang ekstrem sehingga menghindari adanya hubungan sosial dengan orang lain.
Mereka juga merasa tidak mampu dan hipersensitif terhadap penolakan. AVPD dapat menyebabkan gejala kejiwaan yang menciptakan masalah serius dengan hubungan sosial dan pekerjaan.
Ada beberapa hal yang ditakutkan oleh penderita AVPD, yakni penolakan, kritikan, rasa malu, mengenal orang lain, ejekan, dan hubungan intim. Meskipun belum ada penyebab pasti dari AVPD, para peneliti percaya bahwa gangguan ini disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan.
Dilansir Pycom, sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami pola pengasuhan yang tidak sempurna, seperti kurang kasih sayang, kurang dukungan, dan/atau mengalami penolakan, berisiko lebih tinggi mengalami AVPD.
Begitu pula dengan anak-anak yang mengalami kekerasan dan pelecehan. Anak-anak dengan kondisi demikian akan tumbuh menghindari hubungan sosial sebagai salah satu strategi pertahanan diri.
Gangguan ini dapat berkembang di masa kanak-kanak, dan gejalanya dapat terdeteksi pada anak-anak berusia 2 tahun. Namun, seperti gangguan kepribadian lainnya, gangguan kepribadian AVPD biasanya hanya bisa didiagnosis pada orang dewasa.
Gejala AVPD
Gejala AVPD akan berbeda bagi setiap penderita, namun kurang lebih memiliki pola yang sama. Menurut Healthline, penderita AVPD akan mengalami beberapa gejala seperti berikut:
- Menghindari aktivitas kerja yang melibatkan orang lain karena takut akan kritik, ketidaksetujuan, atau penolakan
- Tidak ingin terlibat dengan orang lain, kecuali dengan orang yang diyakini akan menyukai penderita
- Menahan diri dalam hubungan karena adanya ketakutan akan dihina atau diejek
- Merasa lebih rendah dibanding orang lain, tidak menari, dan tidak kompeten
- Ketakutan kritik dan ditolak dalam situasi sosial mendominasi pikiran
- Tidak mencoba kegiatan baru atau mengambil risiko pribadi karena takut malu.
Dilansir Good Therapy, AVPD dan kecemasan sosial memiliki beberapa ciri umum yang sama tetapi keduanya adalah kondisi kesehatan mental yang berbeda. Banyak orang yang salah mengira karena kedua ciri-ciri kondisi ini begitu mirip.
Kecemasan sosial atau social anxiety adalah jenis kecemasan tertentu yang ditandai oleh rasa takut akan situasi sosial. Orang-orang yang mengalami kecemasan sosial memiliki kekhawatiran yang tinggi apabila mereka akan membuat dirinya terlihat buruk di mata orang lain. Kecemasan sosial lebih kepada fobia sosial yang membuat penderitanya merasa gugup dalam melakukan sesuatu di depan umum.
Sementara AVPD adalah gangguan kepribadian cluster C. Gangguan ini berkaitan dengan pola pemikiran dan perilaku yang memengaruhi penderitanya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang mengalami gangguan kepribadian sering mengalami kesulitan dalam kehidupan profesional dan pribadi karena sulit memahami orang lain dan situasi umum.
Pengobatan
Dalam menangani pasien dengan AVPD, para terapis atau dokter akan melakukan beberapa cara, namun memiliki tujuan yang sama, yakni untuk meningkatkan kualitas hidup penderita AVPD agar lebih baik. Berikut beberapa metode perawatan AVPD seperti yang dilansir Healthline.
- Psikoterapi psikodinamik, yakni terapi bicara. Terapi ini akan membuat penderita memahami bagaimana kejadian masa lalu membentuk kepribadiannya saat ini. Selama terapi penderita akan diberikan kesempatan untuk memeriksa dan mengatasi rasa sakit, emosi, serta konflik di masa lalu.
- Terapi Tingkah Laku Kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT), yakni bentuk lain dari terapi bicara. Dalam CBT terapis akan membantu penderita untuk menyadari dan membuang pikiran tidak sehat yang selama ini ia percaya. Terapis akan meyakinkan penderita untuk menemukan dan menguji pikiran buruk tersebut jika memiliki fakta yang mendasar.
- Obat-obatan, dokter mungkin akan memberikan resep antidepresan tertentu kepada penderita AVPD yang mengalami depresi atau anxiety
