
Soang cantik di Taruko Lambah
Di rumah kami ada seekor angsa putih, dalam bahasa sunda disebut soang. Keberadaannya dirasa cukup oleh suami, minggu lalu beliau minta soang tersebut dimasak ala lado hijau Kotogadang. Saya tidak berkeberatan asalkan soang setelah disembelih, dipanggang terlebih dahulu untuk membuang seluruh bulu-bulunya.
Setelah sempurna dibakar seluruh bagian kulitnya, lalu soang dipotong-potong. Dibandingkan bebek biasa, soang terlihat lebih alot dan dagingnya lumayan tebal. Sehingga saya memutuskan untuk merebus dulu dengan presto. Kulit bebek atau soang jangan dibuang, minyak yang dihasilkan oleh kulit yang terpanggang akan membuat kuah lado hijau lebih beraroma khas.
Bahan
- 1 kg daging bebek
- 600 ml air kelapa tua
Bumbu halus:
- 1/4 kg cabe keriting muda, boleh tambahkan cabe rawit hijau sesuai selera
- 1/2 ruas jari kunyit
- 7 buah bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 2 ruas jari jahe
- 3 ruas jari lengkuas
- 1 sdt ketumbar
- 2 buah kemiri
Bumbu lainnya:
- 2 sdm garam
- 1 sdm gula pasir
- 3 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk
- 1 batang serai
- 2 buah asam kandis
- 1 lembar daun kunyit
Cara Membuat
- Haluskan cabe keriting dan kunyit lalu pisahkan. Haluskan bumbu lainnya.
- Tumis bumbu halus selain cabe hijau, tambahkan daun kunyit, daun salam, daun jeruk, dan batang serai hingga tercium harum. Lalu masukkan daging bebek, dioseng sebentar.
- Tambahkan setengah cabe yang telah dihaluskan sambil dioseng
- Tambahkan air kelapa (air kelapa yang sudah tua). Air kelapa membuat masakan lebih gurih. Bisa diganti dengan air biasa. Panaskan hingga mendidih dengan api sedang.
- Setelah daging terasa agak empuk, masukkan seluruh cabe yang telah dihaluskan tadi. Masukkan juga gula, garam, dan asam kandis. Jumlah gula dan garam bisa diatur sesuai selera. Kecilkan api hingga daging empuk dan kuah mengental.
- Bebek soang lado mudo siap dinikmati
- Semakin sering dihangatkan, bisa mengurangi rasa pedas dan bebek akan semakin empuk
