
Limau Sundai atau kadang disebut asam sundai merupakan tanaman hasil persilangan antara jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan jeruk purut (Citrus hystrix) yang ada di Sumatera Barat.
Antara limau sundai dan jeruk nipis
Banyak yang menyamakan antara limau sundai dengan jeruk nipis, padahal keduanya berbeda. Buah limau sundai rata-rata lebih besar daripada jeruk nipis. Kulitnya tidak rata, berbintil dan lebih tebal daripada jeruk nipis. Batang limau sundai memiliki percabangan banyak serta berduri. Ketinggian batang mencapai 6 meter, memiliki dahan yang liat tidak mudah patah. Sedangkan daunnya mirip daun jeruk pada umumnya.
Keberadaan limau sundai cukup terbatas di wilayah Sumatera Barat. Saat saya merantau ke Bandung dan Yogyakarta, tidak pernah menemukan limau sundai dijual di pasar. Sedangkan di wilayah Sumatera Barat pun tidak di semua pasar tradisional bisa kita temukan. Umumnya banyak terdapat di pasar besar seperti di kota Bukittinggi. Harga limau sundai lebih mahal dibandingkan jeruk nipis.
Penggunaan limau sundai dalam masakan hampir sama dengan jeruk nipis, digunakan daging buahnya atau diperas airnya. Aroma yang dihasilkan oleh limau sundai, lebih penuh citarasa dan wangi. Sehingga cocok untuk perasan di atas samba lado ataupun urap (anyang) mentah.
Antara limau sundai dan jeruk purut
Tidak sedikit pula yang menyamakan antara limau sundai dengan jeruk purut. Secara penampakan tentu saja cukup jauh berbeda. Kulit jeruk purut memiliki kerut yang banyak (bakapuruik dalam bahasa minang). Kulit jeruk purut memiliki aroma yang harum, sehingga umum digunakan dalam pembuatan kue. Daun jeruk purut senantiasa hadir dalam masakan gulai khas minang.
Jeruk purut juga biasanya digunakan untuk kelengkapan pada bunga rampai. Paket bunga rampai ini dulu digunakan Amak untuk mandi balimau memasuki bulan Ramadhan. Harga jeruk purut lebih mahal di pasaran, mungkin karena keberadaannya juga terbatas.
Sedangkan limau sundai kulitnya tidak bakapuruik, sekedar kasar dan berbintil. Yang digunakan pun hanya air dan daging buahnya saja. Kulit dan daun limau sundai tidak lazim digunakan. Sebaliknya, kami tidak pernah menggunakan air jeruk purut untuk memasak. Hanya menggunakan kulit dan daunnya saja.

Asam (Limau) Sundai
Hasil telusur di google, ditemukan jenis jeruk yang menurut saya sama dengan asam sundai ini yaitu asam jungga. Digunakan pada kuliner batak, asam jungga ini adalah satu bahan kunci dalam masakan dekke (ikan mas) nani ura. Protein dalam masakan ini dimasak tanpa bantuan api sama sekali. Daging ikan mas yang sudah dibersihkan dari semua duri dan lendirnya direndam dalam air asam jungga dan bumbu giling selama beberapa jam hingga matang. Dikatakan matang bila daging ikan mas tersebut sudah bisa dipetik / dicuil dengan tangan selayaknya ikan yang dimasak dengan api. Rasanya sangat lezat, ada asin pedas kecut gurih menjadi satu.
Jeruk jungga atau disebut juga dengan nama utte junga atau asam jungga adalah sejenis jeruk purut. Hanya saja jeruk jungga lebih masam. Aromanya juga lebih harum dibandingkan jeruk nipis. Jika kulitnya dikupas, bagian dalamnya menyerupai jeruk keprok namun warna buahnya lebih pucat. Jeruk ini kerap digunakan dalam masakan naniura, arsik juga sambal tombur.
