Dari kejauhan, di atas tanah yang meninggi, dua bangunan berdiri berturutan. Dua gapura persegi dengan ornamen-ornamen masa silam. Mereka seperti menantang langit. Menjulurkan anak tangga kepada orang-orang yang tertarik datang. Baik ketika terang atau saat matahari menghilang–sehingga bangunan itu hanya tinggal bentuknya yang hitam—gapura itu masih tampak kukuh dan anggun menjadi gerbang masuk ke kompleks yang masih menyimpan misteri hingga kini: apakah situs Ratu Boko ini candi atau istana.
Namun gerbang Ratu Boko kini seperti tak peduli dengan fungsi masa lalu. ia rela jadi sekadar tempat duduk-duduk turis atau jadi studio foto tiban untuk para pasangan kasmaran. Seperti Nancy, wisatawan asal Papua, yang singgah ke Boko dalam rangkaian turnya selama sepekan di Jogja, pertengahan Agustus silam. “Luar biasa. Orang jaman dulu bisa membuat seperti ini,” kata dia sambil bergaya dengan kaos merah menyala persis di tengah gapura.
Dua gapura memang menjadi ikon situs Boko. Tidak lengkap rasanya mengunjungi Boko tanpa…
View original post 3,617 more words
