Kantor Pos dan Giro Bukittinggi

foto: Hafizhagiasofia

Kantor Pos Bukittinggi dibangun pada tahun 1928 pada masa pemerintahan Belanda. Kantor pos ini didirikan untuk melayani jasa surat menyurat dan memiliki peran penting karena lokasinya yang strategis di pusat pemerintahan pada masa itu. 

Berikut beberapa poin penting mengenai sejarah kantor pos Bukittinggi:

  • Tujuan Pembangunan: Kantor pos ini dibangun untuk memfasilitasi komunikasi dan pengiriman surat, khususnya antara Batavia (Jakarta) dan daerah-daerah lain di Indonesia. 
  • Peran Penting: Pada masanya, kantor pos ini memiliki fungsi vital karena terletak di pusat pemerintahan dan menjadi pusat lalu lintas surat-menyurat. 
  • Lokasi Strategis: Bukittinggi pada masa itu merupakan pusat pemerintahan dan perdagangan, sehingga kantor pos memiliki peran strategis dalam menghubungkan berbagai wilayah. 

Brievenbus (bahasa belanda), kotak surat di Kantor Pos Jalan Sudirman, Bukittinggi, kondisinya cukup terawat. Di sini terdapat 2 Brievenbus di bagian depan Kantor Pos, Tahun pembuatan 1911 dan 1913. Brievenbus terbuat dari campuran besi dan tembaga, tingginya berkisar 170 centimeter, juga tertulis nama perusahaan pembuatnya.

Kantor pos Jalan Sudirman, sejak dahulunya berada di tempat yang sama, hal ini terlihat dalam peta keluaran Belanda pada 1945 yang menyebut keberadaan kantor pos tersebut.

Pada saat pembangunan gedung tersebut, Kantor Pos dan Giro menempati salah satu bangunan di komplek Hotel Centrum untuk sementara. Sekarang bangunan tersebut sudah menjadi cagar budaya.

Salah satu bangunan cagar budaya pada komplek Hotel Centrum (Pos dan Giro) Bukittinggi

SK PenetapanNo SK : PM.05/PW.007/MKP/2010
Tanggal SK : 2010-01-08
Peringkat Cagar BudayaNasional
Jenis Cagar BudayaBangunan
Nama Cagar BudayaHotel Centrum (Pos dan Giro)
KeberadaanProvinsi : Prov. Sumatera Barat
Kabupaten / Kota : Kota Bukittinggi

sumber: kemdikbud.go.id