
src: Instagram dlh_jabar
Hugelkultur merupakan teknik pertanian dari Jerman. Hugelkultur berarti “gundukan bukit”, yang merupakan gundukan kebun yang dibuat berlapis dari bawah ke atas dengan media batang pohon, ranting, serpihan kayu, pupuk kandang, potongan rumput, dedaunan, serta sisa makanan.
Saat kayu membusuk, ia mempertahankan kelembapan dan menyuplai nutrisi ke gundukan. Hal ini juga menyediakan rumah bagi serangga bermanfaat yang akan membantu memecah limbah organik dan memasok lebih banyak nutrisi ke tanaman yang sedang tumbuh.
Tujuannya adalah untuk meniru proses pembusukan alami di hutan, di mana kayu yang membusuk akan menahan kelembapan dan melepaskan nutrisi secara perlahan ke tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman dalam jangka panjang.
Cara kerja hugelkultur
- Tumpukan kayu: Batang kayu yang sudah lapuk membentuk fondasi bedengan. Kayu ini akan menyerap dan menahan kelembapan, seperti spons, dan melepaskannya secara perlahan ke tanah untuk menyuplai air bagi tanaman selama musim kemarau.
- Bahan organik: Lapisan di atas kayu berisi bahan organik seperti ranting, daun, dan jerami yang mempercepat proses pembusukan dan menjaga kelembapan.
- Nutrisi: Saat semua bahan organik ini terurai, mereka akan melepaskan nutrisi yang kaya untuk tanaman.
- Mikroorganisme: Kayu yang membusuk menciptakan habitat bagi serangga dan mikroorganisme yang membantu memecah limbah organik dan menyumbang lebih banyak nutrisi.
Manfaat hugelkultur
- Menghemat air dan pupuk: Karena bedengan dapat menahan kelembapan, kebutuhan penyiraman dan pemupukan berkurang drastis seiring waktu.
- Memperkaya tanah: Proses pembusukan secara alami memperkaya tanah dengan nutrisi, membuat bedengan menjadi sangat subur.
- Ramah lingkungan: Teknik ini memanfaatkan sisa-sisa kayu yang mungkin terbuang dan mengembalikannya ke tanah dalam bentuk yang bermanfaat.
- Minim perawatan: Setelah lapisan awal dibuat, bedengan ini membutuhkan lebih sedikit perawatan dibandingkan dengan kebun tradisional, terutama setelah tahun pertama.
