Single Visit Endodontic Dalam Manajemen Pulpitis Irreversible dan Nekrosis Pulpa

Case Report

Single Visit Endodontic Dalam Manajemen Pulpitis Irreversible dan Nekrosis Pulpa

Sumber: Dennis, Cut Nurliza. Single visit endodontic in the management of symptomatic irreversible pulpitis and pulp necrosis with apical periodontitis: report of two cases. Int J Dentistry Oral Sci. 2017; 4 (2): 418-421. ❤ docquity

Gambar.1

Kasus Pertama

  • Seorang pasien perempuan berusia 25 tahun datang ke Departemen Konservasi Gigi dengan keluhan utama nyeri gigi di rahang bawah sebelah kanan.
  • Pasien memiliki riwayat nyeri gigi spontan ketika tidur serta merasa tidak nyaman saat makan.
  • Pemeriksaan klinis menunjukkan terdapat karies dalam hingga mencapai pulpa di gigi 46 bagian distal.
  • Pemeriksaan vitalitas pulpa dengan electric pulp test memberikan hasil positif. Perkusi dan palpasi keras.
  • Maka, diagnosis yang ditegakkan adalah pulpitis ireversibel simptomatis dengan jaringan periapikal normal.
  • Riwayat medis pasien dinilai tidak berpengaruh terhadap keluhan gigi.
  • Radiografi sebelum tindakan diambil di hari tersebut (Gambar 1).

Perawatan

  • Pulpektomi dilakukan di hari yang sama.
  • Saat diperiksa dengan mikroskop, anatomi gigi molar satu rahang bawah sebelah kanan terdiri dari dua kanal saluran akar pada sisi mesial dan distal (Gambar 2).
  • K-file ukuran 10 dan 15 digunakan dan penentuan panjang kerja dilakukan dengan apex locator (Gambar 3).
  • Keempat saluran akar diinstrumentasi dan dibersihkan dalam satu kali kunjungan menggunakan pathfile dan Mtwo rotary Niti files hingga 40/0,04 untuk masing-masing kanal.

  • Irigasi dilakukan dengan sodium hipoklorit 2,5% dan EDTA 17%. Irigasi akhir menggunakan klorheksidin 3%.
  • Penempatan master cone dilakukan dan gambaran radiografi diambil (Gambar 4).
  • Obturasi dilakukan dengan kombinasi teknik kondensasi lateral dan warm gutta percha menggunakan system B tip serta injeksi panas (Gambar 5).
  • Dilakukan restorasi akhir menggunakan onlay yang diperkuat dengan fiber resin komposit.
  • Dua belas bulan kemudian, pasien diinstruksikan untuk datang kembali. Dari pemeriksaan klinis didapatkan bahwa tidak ada lagi keluhan pada giginya dan hasil radiografi menunjukan jaringan periapikal yang normal (Gambar 6).

Kasus Kedua

  • Seorang pasien wanita berusia 28 tahun datang ke Departemen Konservasi Gigi dengan keluhan utama adanya rasa tidak nyaman dan nyeri saat mengunyah dengan gigi molar satu rahang atas kanan selama beberapa minggu terakhir.
  • Dari anamnesis, pasien mengungkapkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan yang dirasakan menyebar saat menggigit menggunakan gigi tersebut.
  • Pada pemeriksaan klinis, terdapat rasa nyeri pada perkusi dan respon negatif untuk uji termal.
  • Pemeriksaan radiografi menunjukkan adanya sedikit radiolusensi periapikal (Gambar 7).
  • Selama persiapan akses kavitas, dasar pulpa diperiksa untuk pembukaan saluran akar.

  • Saat diperiksa dengan mikroskop, ditemukan dua saluran di akar mesiobukal, satu saluran di akar distobukal, dan satu saluran di akar palatal (Gambar 8).
  • Penyelusuran saluran akar dimulai denganfile no. 10 dan 15.
  • Pada pemeriksaan lebih dekat dengan pembesaran 4,5 kali, dasar ruang pulpa diperiksa dengan seksama.
  • Panjang semua saluran akar diperkirakan menggunakan apex locator dan kemudian dikonfirmasi secara radiografis dengan initial file (Gambar 9).
  • Semua saluran akar dibersihkan menggunakan K-files nomor 10 dan 15 diikuti oleh file ultrasonik.
  • Irigasi menggunakan natrium hipoklorit 2,5% dan EDTA 17%. Irigasi akhir menggunakan klorheksidin 3%.
  • Pembersihan dan pembentukan saluran akar dilakukan dengan menggunakan instrumen rotari Mtwo dengan teknik crown down hingga 40/0,04 untuk saluran akar palatal dan 35/0,05 untuk saluran akar bukal.

  • Master cone ditentukan dan saluran akar dikeringkan dengan paper point (Gambar 10).
  • Saluran akar diobturasi menggunakan kombinasi teknik kondensasi lateral dingin dan teknik kompaksi warm gutta percha dengan sealer berbasis MTA.
  • Setelah obturasi, semen glass ionomer digunakan untuk menutup bagian koronal (Gambar 11).
  • Gigi kemudian direstorasi dengan onlay resin komposit yang diperkuat dengan polyethylene fiber.
  • Pasien diminta datang satu tahun kemudian. Didapatkanprognosis yang baik tanpa gejala klinis dan pemeriksaan penyembuhan periradikuler radiografi menunjukkan seluruhnya (Gambar 12).

DISKUSI

  • Terapi endodontik satu kali kunjungan didefinisikan sebagai perawatan konservatif non-bedah, dimana perawatan terdiri dari pembersihan, pembentukan, dan obturasi biomekanik lengkap dari sistem saluran akar selama satu kunjungan.
  • Meskipun angka keberhasilan perawatan endodontik satu kali kunjungan cukup memuaskan, namun perawatan endodontik dalam satu kali kunjungan kerap menjadi kontroversi.
  • Laporan kasus ini membahas dua kasus, yaitu pulpitis ireversibel simtomatik dan nekrosis pulpa dengan periodontitis apikal yang dirawat dengan perawatan endodontik satu kali kunjungan.
  • Perawatan endodontik bertujuan untuk menghilangkan mikroba secara menyeluruh dari sistem saluran akar. Studi telah menunjukkan bahwa instrumentasi dan irigasi sistem saluran akar secara substansial dapat mengurangi jumlah mikroorganisme.
  • Irigasi dengan natrium hipoklorit untuk kontrol infeksi pada saluran akar menunjukan efektivitas yang sangat baik dibandingkan dengan penggunaan kalsium hidroksida dalam mendisinfeksi saluran akar. Akan tetapi, hal yang perlu diperhatikan adalah kuantitas irigasi lebih penting dibandingkan dengan tipe bahan irigasi. Oleh karena itu, irigasi berulang sangatlah dianjurkan.
  • Medikamen intra-kanal hanya dapat bekerja secara efisien jika terdapat kontak langsung dengan mikroorganisme. Sedangkan sebagian besar mikroorganisme berada jauh di dalam saluran aksesori yang tidak berkontak langsung dengan medikamen sehingga dapat menyebabkan kegagalan perawatan endodontik.
  • Perawatan beberapa kali kunjungan memungkinkan bakteri tersebut untuk berkembang biak sehingga mengakibatkan penyembuhan apikal yang buruk dan kegagalan perawatan endodontik. Oleh karena itu, dewasa ini, perawatan endodontik satu kali kunjungan dianggap sebagai pilihan yang lebih baik untuk mendisinfeksi saluran dengan irigasi natrium hipoklorit dan aplikasi sealer untuk menghilangkan kemungkinan perkembangbiakan bakteri.
  • Dalam beberapa tahun terakhir, perawatan endodontik satu kali kunjungan telah meningkat. Studi terbaru menunjukkan bahwa hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali perbedaan kualitas perawatan endodontik satu kali kunjungan dengan kunjungan berulang.

KESIMPULAN

  1. Berdasarkan hasil penelitian, perawatan saluran akar satu kali kunjungan tergolong aman. Perawatan aman dilakukan pada gigi vital, nonvital, dan bahkan pada gigi dengan periapikal patosis.
  2. Prinsip endodontik dasar penting untuk dipahami untuk mempertimbangkan setiap kasus secara individual sebelum membuat keputusan apakah perawatan bisa diselesaikan atau tidak dalam satu kali kunjungan.
  3. Efektivitas perawatan saluran akar satu kali kunjungan dan kunjungan berulang juga tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, penggunaan obat intrakanal antar kunjungan mungkin tidak diperlukan bila operator dapat melaksanakan prosedur dengan tepat dalam satu kali kunjungan agar dapat mencapai hasil yang efektif.