وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ
wailul likulli humazatil lumazah
1. Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,
ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُۥ
allażī jama’a mālaw wa ‘addadah
- yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخْلَدَهُۥ
yaḥsabu anna mālahū akhladah
- dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,
كَلَّا ۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِى ٱلْحُطَمَةِ
kallā layumbażanna fil-ḥuṭamah
- sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْحُطَمَةُ
wa mā adrāka mal-ḥuṭamah
- Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?
نَارُ ٱللَّهِ ٱلْمُوقَدَةُ
nārullāhil-mụqadah
- (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan,
ٱلَّتِى تَطَّلِعُ عَلَى ٱلْأَفْـِٔدَةِ
allatī taṭṭali’u ‘alal-af`idah
- yang (membakar) sampai ke hati.
إِنَّهَا عَلَيْهِم مُّؤْصَدَةٌ
innahā ‘alaihim mu`ṣadah
- Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,
فِى عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍۭ
fī ‘amadim mumaddadah
- (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
