seniBudaya – reBLOG

pic: Mul Azmi IG @barajamamoto

src: sudutlimapuluhkota.com

Kombuik atau Kampia adalah tas anyaman yang terbuat dari tumbuhan daun Mansiang dan dijadikan sovenir, tumbuhan Mansiang biasa hidup di sawah dan rawa-rawa, tas anyaman Kombuik sudah menjadi usaha rumahan oleh masyarakat di Jorong Taratak, Nagari Kubang Kecamatan Guguak Kabupaten Lima puluh kota

Kambuik atau kampia, adalah alat untuk membawa barang atau pernak-pernik bagi kaum ibu di Minangkabau. Dari dulu kambuik digunakan untuk membawa sayur dan segala belanja dapur. Untuk membawa segala kelengkapan untuk minum kopi pada saat orang orang bekerja di sawah, untuk membawa beras di acara (alek) adat, seperti pernikahan, kematian (manjanguak) dan alek peresmian batagak panghulu. Begitu juga saat menjemput marapulai, atau di saat menghantar anak Daro ke rumah mertua.

Di Turawan, nagari Tigo Koto, Tanah datar, kambuik ini di hias dengan bola bola yang terbuat dari benang wol atau benang rajut. Bola wol warna warni, bisa merah, hijau, kuning, dan hitam sesuai warna marawa. Kambuik ini khusus untuk di bawa pembawa beras pada acara barakek, manjanguak atau di saat alek adat yang lain.

Ambun Pagi, kecamatan Matur, kabupaten Agam, juga memiliki kerajinan tangan tersendiri selain objek wisatanya yang menawan, Ambun Pagi miliki cindera mata khas untuk para wisatawan membawa oleh-oleh, yaitu kambuik daun mansi.

Anyaman tas dan karpet yang terbuat dari sejenis daun pandan ini bisa jadi daya tarik wisatawan untuk dijadikan cindera mata, dan anyaman ini tidak kalah menariknya dari produk modern yang terbuat dari plastik, kulit dan karet sintetis.

Keterampilan membuat anyaman dari mansi tersebut sudah turun temurun digeluti masyarakat Matur pada umumnya. Untuk proses pembuatan anyaman ini tidak sulit, namun butuh keahlian, ketelitian dan kesabaran, karena anyaman tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama.

Anyaman bisa dibuat dengan beberapa motif seperti, motif kaluak paku, motif cita, motif kacang goray untuk dibuat berupa tas, kambuik anam sagi dan tikar.