
freepik
src: berbagai sumber
“Qarārim makīn” (قرآريم مكين) adalah frasa dalam bahasa Arab yang berarti “tempat yang kokoh” atau “tempat penyimpanan yang kukuh”.
Frasa ini dikenal luas karena muncul dalam Al-Qur’an, terutama dalam konteks penciptaan manusia:
- Surah Al-Mu’minun ayat 13: “…ṡumma ja’alnāhu nuṭfatan fī qarārim makīn” yang artinya “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)“.
- Surah Al-Mursalat ayat 21: “fa ja’alnāhu fī qarārim makīn” yang artinya “lalu Kami tempatkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim)“.
Dalam konteks ayat-ayat tersebut, “qarārim makīn” secara spesifik merujuk pada rahim seorang ibu, yang merupakan tempat aman dan kuat untuk perkembangan janin.
Surat Al-Mu’minun ayat 12-14 menjelaskan proses penciptaan manusia yang dimulai dari saripati tanah, kemudian menjadi nutfah (air mani) di dalam rahim, lalu berkembang menjadi ‘alaqah (segumpal darah), selanjutnya menjadi mudghah (segumpal daging), kemudian terbentuk tulang belulang yang kemudian dibungkus dengan daging, hingga menjadi makhluk yang utuh dengan bentuk yang berbeda.
Rincian proses penciptaan manusia:
- Ayat 12: Manusia diciptakan dari sulalah (saripati) yang berasal dari tanah.
- Ayat 13: Saripati tersebut kemudian dijadikan nutfah (air mani) yang disimpan di dalam tempat yang kokoh, yaitu rahim.
- Ayat 14: Nutfah berkembang menjadi ‘alaqah (segumpal darah), lalu menjadi mudghah (segumpal daging).
- Ayat 14 (lanjutan): Segumpal daging itu berubah menjadi tulang belulang, lalu tulang belulang tersebut dibungkus dengan daging.
- Ayat 14 (penutup): Akhirnya, Allah SWT menjadikannya makhluk yang memiliki bentuk lain (manusia).
Surat Al-Mursalat ayat 20-23 menjelaskan penciptaan manusia yang bermula dari air mani yang hina, kemudian ditempatkan di rahim yang kokoh, dan dibentuk hingga menjadi makhluk yang sempurna. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa Allah adalah sebaik-baiknya pencipta yang menentukan segala tahapannya, untuk mengingatkan manusia tentang asal usul mereka dan untuk bersyukur.
Penjelasan lebih lanjut:
- Asal Usul: Manusia diciptakan dari air mani yang hina (
مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ), yang merupakan kelanjutan dari penciptaan awal Adam dari saripati tanah. - Proses dalam Rahim: Air mani tersebut kemudian diletakkan di tempat yang kokoh (
مُسْتَقَرٍّ) yaitu rahim ibu, tempat pertumbuhan janin dilindungi oleh berbagai lapisan. - Pembentukan: Allah kemudian membentuk janin itu sesuai kehendak-Nya, menentukan sifat-sifat, anggota tubuh, dan kemampuannya hingga lahir menjadi bayi.
- Penegasan Kekuasaan Allah: Ayat-ayat ini diakhiri dengan penegasan bahwa Allah adalah sebaik-baiknya yang menentukan (
وَأَحْسَنُ الخَالِقِينَ), menekankan kekuasaan dan kebesaran-Nya. - Tujuan: Sebagai bentuk pengingat agar manusia tidak sombong, mengingat asal-usulnya yang lemah dan selalu bersyukur kepada Allah.
