



Jalur jalan Malioboro secara administratif diapit oleh 3 kemantren dan 3 kelurahan yaitu
Sisi barat jalan :
Bagian utara
Sosromenduran, Gedongtengen.
Yaitu mulai dari pasar kembang di ujung utara Malioboro ke selatan hingga Pajeksan.
Bagian selatan
Ngupasan, Gondomanan
Mulai Pajeksan ke selatan, hingga titik nol km (Gedung Agung).
Sisi timur jalan :
Bagian utara
Suryatmajan, Danurejan.
Mulai dari Hotel Garuda di utara hingga Jalan Suryatmajan
Bagian selatan
Ngupasan, Gondomanan.
Mulai dari Jalan Suryatmajan ke selatan hingga titik nol km (Vredeburg fort).
Kampung2 yang ada sepanjang Malioboro meliputi :
Barat jalan
Kampung Sosrowijayan
Kampung Sosrodipuran
Kampung Sosromenduran
Kampung Pajeksan
Kampung Jogonegaran
Kampung Dagen
Kampung Pajeksan
Timur Jalan
Kampung Sosrokusuman
Kepatihan/Danurejan
Kampung Suryatmajan (Surya Atmajan)
Kampung Ketandan
Dapat disimpulkan kampung2 di bagian barat Malioboro merupakan permukiman berisi kampung abdi dalem (undhagi/dagen, pajeksan, gedhongtengen) serta kampung ndalem bangsawan. Sedangkan sebelah timur jalan Timur jalan merupakan wilayah Patih Danureja (Kepatihan atau Danurejan) sehingga tidak banyak kampung disekitarnya.
Adapun ujung selatan Malioboro sejak awal merupakan wilayah khusus VOC ditandai dengan Loji Kebun (residentie huis), Loji Gedhe (Vredeburg) dan banyak pos2 opas/tentara sehingga disebut sebagai Ngupasan.
Ket.
Peta 1925 setiap kampung dengan nama bangsawan biasanya selalu ditandai di peta dengan ndalem bangsawan tersebut yang saat itu kebanyakan masih wujud.
Awalnya hanya ada 8 jalan yg membelah Malioboro, di sisi barat jalan : Sosrowijayan, Dagen, Pajeksan, Beskalan dan Kantoorlaan/Reksobayan sedangkan di sisi timur jalan : Surya atmajan (akses ke Kepatihan), Ketandan & Groote Pasar weg/Pabringan.
Kini bertambah satu dengan adanya Jalan Perwakilan (sebelah selatan Loji Mataram/DPRD), kemungkinan dibangun setelah Indonesia merdeka.
sumber: FB Sejarah Jogyakarta
