
source: http://delapanbuku.blogspot.com/2003/10/review-shiloh-persahabatan-sejati.html
Judul Asli : Shiloh
Judul Indonesia : Shiloh : Perhabatan Sejati
Penulis : Phyllis Reynolds Naylor
Penerjemah : Ibnu Setiawan
Penerbit : Penerbit Kaifa
Tahun Terbit : 2003 (Cetakan I, Juli 2003)
ISBN : 979-9452-66
Tebal : 166 hlm
Dimensi : 20 x 13 x 0,8 cm
Cover : Softcover
Buku ini merupakan buku pertama Trilogi Shiloh yang ditulis oleh Phyllis Reynolds Naylor. Buku kedua dan ketiga masing-masing berjudul Shiloh Season dan Saving Shiloh. Buku ini dipersembahan untuk Frank dan Trudy Madden dan seekor anjing bernama Clover. Buku trilogi Shiloh ini diinspirasi dari kisah penulis yang bertemu dengan seekor anjing betina berwarna cokelat dan putih yang pemalu dan ketakutan, ketika mengunjungi Keluarga Medden di West Virginia.
Dalam buku pertama trilogi Shiloh ini dikisahkan persahabatan Marty, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun, dan seekor anjing beagle jantan berwarna putih dengan totol cokelat dan hitam. Marty bertemu dengan anjing tersebut pada hari minggu sore ketika Marty mendaki bukit di sekitar rumahnya. Anjing tersebut dengan cepat mendatangi Marty ketika tanpa sadar ia bersiul. Anjing itu terus mengikuti Marty hingga pulang ke rumah. Anjing yang telah merebut hatinya dan ia beri nama Shiloh itu ternyata milik Judd Travers, seorang pemburu yang tak segan menyiksa binatang.
“… sebelum aku sempat memberinya belaian terakhir, Shiloh melompat dari pangkuanku, dan disambut oleh kaki kanan Judd. Ia mendengking dan kabur ke belakang trailer, ekornya terkulai ke bawah dengan perut menempel di tanah.” (hlm 25)
Meskipun ide pokok cerita dalam buku ini tergolong cukup sederhana, buku ini mampu menghadirkan ketegangan dan rasa haru yang ditimbulkan oleh usaha Marty dalam melindungi Shiloh.
“Lalu, aku mendengar suara dengkingan, suara dengkingan yang keras, lalu suara geraman dan raungan, lalu tiba-tiba seluruh tempat dipenuhi oleh suara dengkingan, dan mungkin suara paling buruk yang pernah kaudengar. Suara seekor anjing yang sedang kesakitan.” (hlm 95).
Selain itu, dengan tangkas buku ini juga mampu menggambarkan kegigihan Marty yang rela melakukan apa saja mulai mengumpulkan kaleng bekas hingga bekerja dua jam per hari selama 10 hari dengan bayaran dua dolar per jam demi mengambil Shiloh dari tangan Judd Travers.
“Aku mencangkul hingga kedua tangganku melepuh, keringat membasahi punggungku. Seandainya saja aku bisa mengerjakan pekerjaan ini pada dini hari sebelum matahari menyengat. Tetapi, aku tidak berkeluh kesah. Akhirnya, kulepaskan kausku, membebatkannya di kepala agar keringat tidak masuk ke mata, dan aku terus bekerja.” (hlm 151)
Buku ini juga mampu menghadirkan pesan moral bahwa sesorang akan melakukan kebohongan lagi untuk menutupi kebohongan yang telah ia lakukan sebelumnya.
“Lucu juga bagaimana satu kebohongan bisa berlanjut menjadi kebohongan yang lain, dan tanpa kausadari seluruh hidupmu hanya berisi kebohongan.” (hlm 63)
Secara keseluruhan, buku ini mampu mendiskripsikan suasana hati dan perasaan Marty terhadap keselamatan Shiloh dengan detail, sehingga ketika membaca buku ini kita akan ikut terhanyut dalam suasana dan perasaan Marty. Namun sayang, karakter dan jalan pikiran Marty yang digambarkan dalam buku ini terlalu dewasa untuk seorang anak yang baru berusia sebelas tahun.
review kedua:
source: http://buku.dibaca.in/2013/12/kilas-buku-shiloh-persahabatan-sejati.html
Judul: Shiloh
Pengarang: Phylis Reynolds Naylor
Genres: Realistic Fiction, Animal. Children, Middle Grade
Penerbit: Kaifa, 2003 (pertama kali terbit 1991)
Tebal: 176 halaman
Awards: Newbery Medal (1992), Texas Bluebonnet Award (1994), Rebecca Caudill Young Reader’s Book Award (1994), Grand Canyon Reader Award for Intermediate Book (1994), Nene Award (1994) Massachusetts Children’s Book Award (1994), Flicker Tale Children’s Book Award (1994), Sequoyah Book Award (1994), Dorothy Canfield Fisher Children’s Book Award (1993), Pacific Northwest Library Association Young Reader’s Choice Award for Youth (1994), Charlie May Simon Children’s Book Award (1993), Children’s Choice Book Award (1994), New Mexico Land of Enchantment Award (1994), American Bookseller Pick of the Lists, IRA-CBC Young Adult Choice, IRA-CBC Teacher’s Choice, American Library Association (ALA) Notable Book for Children’s Book
“Malam ini ia akan kubiarkan, tapi jika ia keluyuran lagi, aku akan memukulinya habis-habisan. Kujamin itu!”
Bagaimana perasaanmu mendengar seseorang berkata demikian mengenai sesuatu yang kamu cintai? Marty nyaris tak kuasa menahan tangis saat Judd Travers mengucapkan kata-kata jahat tersebut mengenai anjing kecil yang dia temui siang itu. Anjing manis dan lucu yang mengikutinya sesiangan, yang berlari menghampiri saat Marty bersiul, yang benar-benar telah merebut hati Marty. Anjing yang telah ia beri nama Shiloh, yang ternyata kepunyaan Judd Travers, tetangga yang tak segan-segan menyiksa binatang demi kegemaran berburu. Anjing yang ingin ia miliki, tapi tak mungkin karena keadaan keluarganya yang pas-pasan.
Suatu hari, Shiloh hilang! Setelah itu, berbagai peristiwa bergulir secara tak terduga. Kemana Shiloh? Bagaimana nasib anjing itu? Bisakah Marty menyelamatkan sahabat barunya? (goodreads)
***
Saya selalu takjub dengan cerita yang berhubungan dengan binantang. Ketika membacanya, perasaan saya seolah tersentuh dengan kata yang tak bisa digapai nalar. Ada aliran listrik yang mengirimkan sinyal kepada hati untuk mengsekresi perasaan kasih sayang yang saya miliki dalam bentuk ekspresi yang melembut dan bahkan air mata.
Shiloh adalah salah anjing yang sensitif dan sedikit berbeda dengan anjing kebanyakan. Karena itulah ia merasa harus memilih majikan yang berhati lembut pula; Marty. Adegan yang paling saya sukai adalah ketika Marty dengan susah payah merawat Shiloh yang dilakukannya dengan sembunyi-sembunyi. Disini terlihat begitu menyentuh. Di sisi lain, saya juga tidak menyukai Marty ketika ia harus berbohong berkali-kali hanya untuk Shiloh. Hmm, memang bagai memakan buah simalakama.
Buku ini memberi pesan kepada kita agar saling berbuat baik kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan. Manusia, hewan dan tumbuhan memiliki perasaan dan semangat untuk hidup. Ingatlah, hidup dengan menebar kebaikan dan kasih sayang akan membuahkan kebaikan pula dalam diri kita. Kebaikan yang bahkan nilainya lebih besar lagi.
Saving Shiloh (2006) Official Trailer.
