Tiar Ramon · Usah Diratoki

Tiar Ramon · Usah Diratoki

Anak urang si Kubang Putiah
Pai ka balai, hari sanjo
Mamakai baju guntiang cino, guntiang cino

Ulah rayu si daun siriah
Bacarai pinang jo tampuaknyo
Apo katenggang si carano, si carano

Urang Kapau pai ka ladang
Sarupo kodek jo bajunyo
Iyo buruak lakunyo alang
Ayam tapauik disembanyo

Urang Sariak babaju ganiah
Pai manggaleh ka Padang Lua
Iyo sarik ba ayam putiah
Kok indak sigok alang manyemba

Jikok mandi denai di hulu
Aia nan usah adiak sauak,
Disauak usah dikaruahi, dikaruahi

Jikok mati denai dahulu
Mati nan usah adiak janguak,
Dijanguak usah diratoki, diratoki

sumber Langgam.id

Lagu “Usah Diratoki” merupakan salah satu lagu minang lama yang populer pada tahun 70an. Lagu ini diciptakan oleh Yusuf Rahman dan dipopulerkan oleh Tiar Ramon.

Lirik lagu ini didominasi dengan kiasan minang. Dimana disampaikan dengan pantun enam kerat. Pada bait awalnya, membahas tentang buah pinang yang berpisah dengan tampuknya, karena rayuan daun sirih. Hal ini bisa dimaknakan dengan adanya rayuan dari pria lain, sehingga perempuan berpisah dengan pasangannya.

Pada pantun bait kedua, menjelaskan tentang perilaku elang menyambar ayam yang sedang terpaut. Hal ini diartikan sebagai buruknya perilaku seseorang yang merebut kekasih orang lain.

Sedangkan pada bait ketiga menyebutkan tentang sulitnya memiliki ayam putih, jika tidak sigap, elang akan menyambar. Maksudnya adalah sulitnya memiliki kekasih yang menawan, karena banyak yang menginginkan.

Dan pada bait terakhir menjelaskan bahwa seseorang yang ingin dilupakan oleh kekasih yang telah meninggalkannya. Dan berpesan untuk tidak datang melayat dan tidak perlu meratapi bila ia meninggal terlebih dahulu.

========

Bachtiar Rachman atau dikenal dengan nama Tiar Ramon (12 Januari 1941 – 21 Oktober 2000) merupakan seorang penyanyi berkebangsaan Indonesia yang sering membawakan lagu-lagu Minang dan Melayu.

Ia dikenal karena menciptakan dan mempopulerkan lagu Minang, Badindin. Serta mempopulerkan beberapa lagu Minang lainnya, seperti Risaulai, Usah Diratoki, dan lagu Hits duetnya bersama Elly Kasim Bapisah Bukannyo Bacarai.

Sampai akhir hayatnya, Tiar mengabdikan diri di dunia musik, dengan sempat menjadi Ketua Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Sumatera Barat pada tahun 1997.

Kehidupan awal

Tiar Ramon dilahirkan di Batu Basa, Sungai Geringging (kini IV Koto Aur Malintang), Padang Pariaman, 12 Januari 1941. Ayahnya bernama Abdurrahman (Tirahman), seorang dari suku Koto yang bekerja sebagai tukang Dikia, suatu kesenian yang berasal dari Arab. Ibunya bernama Tiraya dari suku Piliang. Ia adalah anak keempat dari sembilan bersaudara. Salah satu kemenakannya, Ganti Ramon, juga menjadi seorang penyanyi.

Pada 1956, Tiar Ramon memenangkan perlombaan azan tingkat Kabupaten Padang Pariaman dan Provinsi Sumatera Barat. Dua tahun kemudian ia bergabung dengan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di kampungnya.

Pada 1960-an, bersama Yusaf Rahman, Tiar Ramon tinggal di rumah Pak Hamier, seorang Kepala Jawatan Kebudayaan Sumatera Barat. Tiar Ramon melanjutkan pendidikan di Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Rimbo Kaluang, Padang. Pada 1961, Tiar Ramon menjuarai festival lagu di Radio Republik Indonesia (RRI) Padang.