
sumber: wikipedia + kompasiana
Zone of proximal development (ZPD), merupakan istilah untuk kegiatan yang sulit dikuasai anak secara mandiri namun dapat dimengerti dengan bantuan orang dewasa atau orang yang lebih ahli dibidangnya.
Istilah ZPD sendiri dikemukakan oleh Lev Vygotsky, seorang ahli psikolog yang lahir pada tanggal 5 November 1896 di Rusia. Besar dikota Gomel dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Sejak sekolah Vygotsky sudah dikenal dengan pemikiran kritisnya sehingga dijuluki “professor kecil” oleh teman-temannya. Vygotsky salah satu ahli yang memiliki pemikiran bertentangan dengan teori perkembangan kognitif piaget. Pada perkembangan kognitif piaget dikemukakan 4 tahap perkembangan disertai usia masing-masing tahap. Pada teori Vygotsky beliau menciptakan teori 2 garis utama perkembangan kognitif anak pertama “garis alamiah” yang muncul dari dalam diri manusia secara alami, dan kedua garis “social historis” lingkungan sosial yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak sejak kecil.
Cara mengetahui proses ZPD atau daerah terdekat perkembangan kognitif anak ini sangat unik, dapat dilihat dari tingkat perkembangan actual dan potensial. Tingkat perkembangan actual ini menekankan pada perkembangan kemandirian anak dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, tingkat perkembangan potensial merupakan kemampuan seorang anak menyelesaikan tugas dengan pengawasan seorang ahli dalam hal ini seperti guru dan kerjasama dengan teman sebaya yang lebih kompeten. Tingkat perkembangan actual berada pada tingkat batas bawah ZPD, dan tingkat potensial berada pada batas atas. Jadi tingkat ZPD anak/ setiap individu dapat dilihat dari 2 batas tersebut, hasil ZPD anak juga memiliki perbedaan masing-masing walaupun kegiatan yang sedang dilakukan sama, karena garis alamiyah dan social historis yang berbeda- beda setiap anak.
Salah satu contoh dari konsep ZPD yaitu pembelajaran membaca dasar anak TK A, sebelum memulai kelas guru memberikan satu beberapa kata untuk dibaca oleh anak tersebut, kemudian anak tersebut belum dapat membaca kata yang disediakan, kemudian guru membantu dengan menulis dipapan dan mendampingi siswa, kemudian beberapa saat siswa tersebut mampu membaca kata tersebut dengan baik, kembali ditambahkan kata baru oleh guru kemudian siswa sudah mampu membaca kata baru tanpa bantuan guru. Dimana proses ZPD tersebut dapat dilihat dari proses penerimaan pengetahuan siswa dari yang tidak dapat membaca kata kemudian dibimbing oleh guru sampai siswa dapat membaca kata baru.
Manfaat yang didapatkan siswa dari penerapan konsep ZPD ini; siswa memiliki kesempatan yang luas dalam perkembangan zona potensial dan proksimal melalui proses pembelajaran, mengurangi kesenjangan siswa, membantu siswa memahami proses belajar mengajar melalui perantara guru, siswa diberikan kesempatan sebesar besarnya untuk mengerjakan suatu proses pengetahuan atau makna baru secara bersama-sama. Kekurangan dari konsep ZPD ini; siswa memiliki tingkat ZPD yang berbeda-beda walaupun jenis kegiatan yang dilakukan sama, guru membutuhkan waktu ekstra untuk memahami ZPD setiap siswa untuk mengoptimalkan pembelajaran dikelas.
=========
ZPD (Zona Perkembangan Proksimal) adalah konsep yang diperkenalkan oleh Lev Vygotsky yang menggambarkan kesenjangan antara apa yang dapat dilakukan anak secara mandiri (tingkat perkembangan aktual) dan apa yang dapat mereka capai dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih ahli (tingkat perkembangan potensial). Konsep ini penting untuk pembelajaran karena menunjukkan bahwa anak-anak paling pesat berkembang ketika diberi tugas yang menantang namun masih dalam jangkauan bantuan, seperti saat mereka belajar membaca dengan dibimbing oleh guru hingga akhirnya dapat membaca sendiri.
Penjelasan ZPD
- Tingkat Perkembangan Aktual: Kemampuan yang bisa dilakukan anak secara mandiri tanpa bantuan.
- Tingkat Perkembangan Potensial: Kemampuan yang dapat dicapai anak jika mendapat bimbingan, dukungan, atau kolaborasi dengan orang yang lebih ahli.
- Zona Pengembangan Proksimal: Jarak atau “zona” antara kedua tingkat tersebut, di mana proses belajar yang paling efektif terjadi.
Cara kerja ZPD
- Tugas terlalu mudah: Jika tugas terlalu mudah, anak akan bosan dan tidak ada tantangan untuk berkembang.
- Tugas terlalu sulit: Jika tugas terlalu sulit, anak akan merasa frustrasi dan tidak termotivasi.
- Tugas yang tepat: Dengan bimbingan yang sesuai dalam ZPD, anak dapat mengatasi tantangan dan mengembangkan keterampilan baru yang kelak dapat mereka lakukan secara mandiri.
Contoh penerapan ZPD
- Seorang anak belum bisa membaca kata tertentu. Guru kemudian membantu dengan menunjukkan kata tersebut di papan tulis. Setelah beberapa saat, anak tersebut sudah bisa membaca kata itu tanpa bantuan, dan kemudian mencoba membaca kata baru dengan bimbingan yang sama.
- Dalam contoh lain, seorang anak tidak dapat mengancingkan bajunya sendiri, namun bisa melakukannya dengan panduan verbal dari orang tuanya: “Coba masukkan kancingnya ke lubangnya”.
Manfaat ZPD bagi anak
- Mendorong anak untuk tidak hanya mengandalkan bantuan, tetapi juga membangun kemandirian.
- Memberikan kesempatan luas untuk perkembangan belajar.
- Membantu mengurangi kesenjangan keterampilan.
- Meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi karena keberhasilan dalam tugas yang menantang.
