Ringkasan Kaba Pusako “Bonsu Pinang Sibaribuik”

Paco Paco

Sekitar abad ke 15 -16 (antara 1450 – 1550), berkuasalah di Pagaruyung seorang raja bergelar Tuanku Alam Sati (saya lupa nama kecilnya). Raja adalah sulung dari 4 bersaudara, 2 laki laki dan 2 perempuan. Di Istana masih ada ibunda raja (Bundo Kanduang) duduk sebagai penasihat.

Satu ketika permaisuri wafat dan raja dirundung duka berkepanjangan. Khawatir negara tidak terurus raja meletakkan jabatan, dan adik laki-lakinya yang bernama Sutan Indo Naro yang memegang jabatan Raja di Inderapura dipanggil pulang ke Pagaruyung, naik nobat menjadi Raja Alam Minangkabau dengan gelar Tuanku Alam Sati. Raja yang lama kemudian mengembara melintasi luhak dan rantau diiringi 4 dubalang, kali ini beliau bergelar Tuanku Rajo Tuo. Masih dihormati sepanjang adat namun tidak berkuasa lagi.

Lama berkelana Tuanku Rajo Tuo menemukan tambatan hati baru di Nagari Guguak, Kubuang Tigo Baleh. Sang istri memiliki wajah yang mirip dengan permaisuri yang telah meninggal. Tuanku Rajo Tuo kemudian diberi tanah dan…

View original post 829 more words